Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Dentuman Misterius di Bali, Kesaksian Nelayan, Sinyal 20 Detik hingga Benda Bersinar di Langit

Kompas.com - 25/01/2021, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Tangkap sinyal misterius 20 detik

Pusat Gempa Regional (PGR) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, menemukan anomali sinyal di wilayah Buleleng pada waktu dentuman terjadi.

Sinyal itu berdurasi 20 detik dengan besaran setara dengan magnitudo 1,1.

"Durasinya 20 detik, kalau besarannya kami cek kira-kira skala 1,1 magnitudo," ujar Observer PGR BMKG Wilayah III Denpasar Indira di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Minggu (24/1/2021).

Meski memiliki kekuatan magnitudo, sinyal tersebut dipastikan bukan sinyal seismik gempa bumi.

"Memang ada anomali sinyal. Namun, sinyal ini bukan seismik gempa bumi karena tak tercatat oleh beberapa sensor di sekitarnya, hanya sensor Singaraja saja," urai Indira.

Baca juga: Perjalanan Turis Rusia Sergei Kosenko, Ceburkan Diri Bersama Motornya di Bali, Kini Dideportasi

Kata BMKG, BPBD dan Lapan

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, BMKG belum dapat mengkonfirmasi penyebab dentuman yang terdengar di wilayah Buleleng.

"Jika laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Bali, maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG," kata Daryono.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Made Rentin, sejumlah warga di Buleleng mendengar bunyi keras tersebut.

Dari penelusuran di seluruh wilayah tidak ada ledakan di daratan.

"Masih ditelusuri kemungkinan di laut," terangnya kepada Kompas.com, Minggu (24/1/2021).

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan pihaknya juga masih belum mengetahui penyebab dentuman apakah berasal dari benda langit yang jatuh.

Sebab Lapan tidak memiliki alat pendeteksi meteor di dekat Bali.

"Kalau benar ada saksi yang melihat bola api yang meluncur disertai ledakan, mungkin itu meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer yang menyebabkan ledakan akibat gelombang kejut asteroid," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/1/2021).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: Khairina, Robertus Belarminus) Tribun Bali, Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com