Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Bantu Pekerjaan Rumah, Calon Pengantin Tewas Mengenaskan Dibacok Kerabatnya

Kompas.com - 24/01/2021, 19:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Khairina

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Maksi Obenu (22), warga Dusun 3, Desa Manubelon, kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas dibunuh Paulus Tamoes (38).

Maksi dibunuh karena melawan saat pelaku meminta menimba air di sumur dan membantu kerja.

Padahal, dalam waktu dekat ini, Maksi rencananya menikah dengan calon istrinya Ribka Elisabet Manggi (19).

Baca juga: Adu Mulut, Anggota TNI di Bulukumba Dianiaya 10 Orang dengan Parang dan Busur

Kepada sejumlah wartawan, Minggu (24/1/2021) Ribka Elisabet Manggi, calon istri korban mengatakan, pada Jumat (22/1/2021) pagi sekitar pukul 06.00 Wita, ia bangun tidur dan menyuruh korban yang sudah tinggal di rumahnya untuk bangun dan membantu kerja.

Tetapi, korban beralasan sakit kepala sehingga Ribka pun meninggalkan korban yang tidur di tempat tidur.

Ribka kemudian pergi ke sumur yang berjarak sekitar 120 meter dari rumah untuk menimba air.

Saat hendak ke sumur, Ribka sempat bertemu dengan pelaku yang saat itu duduk dengan istri dan anak-anaknya.

Setibanya di sumur, Ribka memiliki firasat buruk dan perasaan kurang enak sehingga ia segera pulang ke rumah.

Saat masuk kamar, ia dan mendapati calon suaminya sudah tidak bernyawa lagi dengan leher penuh luka.

Baca juga: Aniaya Warga, Mantan Staf Ahli Gubernur NTT Dipolisikan

Ribka kemudian menuju ke rumah keluarga korban di sekitar desa tersebut.

Di perjalanan, Ribka bertemu Odi Obenu, kerabat korban.

Ia menceritakan kalau korban sudah meninggal dengan kondisi leher penuh luka.

Untuk memastikan, Odi Obenu pun ke rumah Ribka dan ternyata benar,korban sudah meninggal.

Odi Obenu kemudian pulang ke rumah memberitahukan keluarga perihal kejadian tersebut.


Pelaku membacok korban

Sementara iu, saat diperiksa polisi, pelaku mengaku kalau pada Jumat (22/1/2021) pagi, usai menimba air di sumur, ia membangunkan korban untuk membantu bekerja dalam rumah.

Namun korban tidak mengindahkan perintah pelaku, bahkan korban masih tidur saat penghuni rumah yang lain sudah beraktivitas.

Pelaku emosi dengan sikap korban. Pelaku mengaku langsung mengambil parang yang berada di dalam rumah.

Pelaku lalu mendatangi korban yang masih tidur dan langsung membacok leher korban.

Setelah pelaku melakukan aksinya, pelaku langsung menuju ke rumah Nikson Hitimetan untuk meminta bantuan mengantarnya ke pos polisi Manubelon.

Di Pos Polisi Manubelon, pelaku mengakui baru menghabisi nyawa korban dengan cara membacok leher korban di rumahnya.

Pelaku ditahan

Kasubbag Humas Polres Kupang, Aiptu Lalu Randy Hidayat yang dikonfirmasi terpisah mengakui kalau kasus ini sudah ditangani polisi.

Menurutnya, Kapolsek Amfoang Selatan, Iptu I Made Kumara melaporkan kasus ini ke SPKT III Polres Kupang, Ipda Kuswantoro terkait kasus pembunuhan di RT 12/RW 06, Dusun 3, desa Manubelon, kecamatan Amfoang Barat Daya.

Kasat Reskrim Polres Kupang, AKP Nofi Posu, SH SIK kemudian menerjunkan tim membantu Polsek Amfoang Selatan ke lokasi kejadian melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara

"Lokasi yang jauh dan terpencil menyebabkan tim dari Polres Kupang harus menempuh perjalanan selama 5 jam," ungkap Randy.

Tim baru kembali dari lokasi kejadian membawa pelaku dan barang bukti pada Jumat (22/1/2021) tengah malam.

Jenazah korban sudah dilakukan pemeriksaan luar oleh dr Novita Nurul.

Pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi.

"Motif pembunuhan, pelaku membunuh korban karena korban tidak mengindahkan perintah pelaku untuk membantu kerja,"ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com