Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambungan Telepon Itu Membuat Hari Muhdin Jadi Kelabu

Kompas.com - 23/01/2021, 16:58 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Sebuah sambungan telepon di hari Jumat (22/1/2021) membuat hari Muhdin menjadi kelabu.

Pasalnya, tubuh sang putra, Pratu Dedi Hamdani yang bertugas di Batalyon Infanteri 400/Banteng Raider, terkoyak peluru di ujung timur Indonesia, Papua.

Saat itu, Pratu Dedi yang bertugas di Pos Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang sebelumnya menembaki Pos Titigi yang juga berada di Kabupaten Intan Jaya.

Baca juga: Kronologi Gugurnya Dua Prajurit TNI Setelah Kontak Tembak dengan KKB

Kepala Penerangan Kogabwihan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menjelaskan dalam pengejaran tersebut Pratu Dedi ditembaki secara membabi-buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.

Kabar gugurnya Pratu Dedi diterima Muhdin sewaktu sedang menyabit rumput.

"Saya waktu itu sedang menyabit rumput, terus ada keluarga yang memanggil ada telepon masuk, dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin kepada Kompas.com di kediamannya, Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu (23/1/2021).

Cucuran air mata tak terbendung membanjiri wajahnya. Pria berusia 50 tahun itu syok tidak karuan mendengar berita duka tersebut.

Baca juga: Tertembak di Dada Kanan dan Diserang KKB dari Ketinggian, Pratu Roy dan Pratu Dedi Gugur dalam Kontak Senjata

 

Sejak kecil bercita-cita jadi prajurit TNI

suasana rumah duka almarhum Pratu HamdaniKOMPAS.COM/IDHAM KHALID suasana rumah duka almarhum Pratu Hamdani

Menurut Muhdin, Dedi merupakan seorang yang memiliki tekad kuat untuk menjadi prajurit TNI. Sejak kecil, Dedi memang bercita-cita menjadi prajurit TNI.

Kepada Kompas.com, Muhdin berbagi cerita saat-saat berkesan bersama putranya. Salah satu yang paling dikenangnya adalah sewaktu mengantar Dedi menjalani tes masuk TNI di Singaraja, Bali.

Baca juga: Terima Kabar Putranya Gugur di Papua, Ayah Pratu Dedi Hamdani: Perasaan Saya Tidak Keruan...

"Yang saya ingat itu, waktu mengantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kenangnya.

Untuk mewujudkan mimpi menjadi prajurit TNI, Dedi selalu berlatih secara gigih, apalagi saat hendak melakoni tes masuk menjadi prajurit.

Pratu Dedi sebenarnya pernah tidak lolos tes sebagai anggota TNI. Sebelumnya, namanya juga tidak masuk dalam daftar orang-orang yang lolos tes masuk kepolisian.

Mimpi itu akhirnya tercapai di percobaan keduanya. Di tes keduanya, dia lolos.

Jumat (22/1/2021), Pratu Dedi Hamdani gugur bersama Pratu Roy Vebrianto. Pratu Roy meninggal dunia dalam kontak senjata dengan KKB yang terjadi di Pos Titigi.

Baca juga: Satu Lagi Prajurit TNI Gugur, Pratu Dedi Hamdani Ditembak Saat Kejar KKB ke Hutan

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor: Dheri Agriesta)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com