Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Pratu Dedi, Sang Ayah: Kehabisan Bensin Saat Antar Tes dan Pernah Tak Lolos

Kompas.com - 23/01/2021, 16:01 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Duka mendalam dirasakan Muhdin (50), ayah dari Pratu Dedi Hamdani, prajurit TNI yang gugur di Intan Jaya, Papua.

Putra yang dicintainya itu tewas dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Pria asal Desa Plambek, Lombok Tengah tersebut tak kuasa meneteskan air mata ketika mengenang momen perjuangan bersama anaknya.

Ia teringat saat mengantar sang putra menjalani tes masuk sebagai tentara.

Baca juga: Terima Kabar Putranya Gugur di Papua, Ayah Pratu Dedi Hamdani: Perasaan Saya Tidak Keruan...

Kehabisan bensin saat antar tes

Tentara.Thinkstock Tentara.
Muhdin berkilas balik ke saat-saat Pratu Dedi berjuang menggapai impiannya.

Ketika itu, anaknya harus menjalani tes masuk TNI di Singaraja, Bali. Muhdin pun ikut serta mengantarkan putranya.

Dalam perjalanan, mereka sempat kehabisan bensin.

"Yang saya ingat itu, waktu mengantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kata Muhdin kepada Kompas.com di kediamannya, Sabtu (23/1/2021).

Baca juga: Kontroversi Aturan Jilbab untuk Siswi Non-Muslim SMKN 2 Padang, Berujung Laporan ke Mendikbud hingga Menuai Kritik DPR

 

suasana rumah duka almarhum Pratu HamdaniKOMPAS.COM/IDHAM KHALID suasana rumah duka almarhum Pratu Hamdani
Sempat ikut tes masuk polisi dan tak lolos

Jalan Pratu Dedi menjadi anggota TNI tidak mulus.

Sebelumnya, Dedi sempat mengikuti tes masuk kepolisian tapi tak lolos. Begitu juga pada tes masuk TNI tahun pertama.

Dia baru lolos tes TNI pada tahun berikutnya.

"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya," kata Muhdin.

Karena tekadnya menjadi prajurit TNI sangat kuat, Dedi terus berlatih.

Menurut Muhdin, impian anaknya untuk menjadi seorang tentara begitu besar.

Hal itu tampak dalam setiap latihannya yang serius untuk menghadapi tes masuk.

"Dia latihan, selalu latihan gigih," kata Muhdin.

Baca juga: 7 Fakta Bayi 4 Bulan Dicekoki Miras oleh Pamannya, Gunakan Dot, Dilakukan di Rumah Orangtua Bayi


Perasaan tak karuan

Kabar kematian putra yang ia banggakan itu sangat mengejutkan bagi Muhdin.

Dia mendapatkan kabar melalui telepon pada Jumat (22/1/2021).

"Saya waktu itu sedang menyabit rumput terus ada keluarga yang memanggil ada telepon masuk, dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin.

Muhidin mengaku syok dan sangat bersedih.

"Perasaan saya sudah tidak keruan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," kata Muhdin.

Baca juga: Derita Korban Banjir Manado, Hanya Punya Baju di Badan, Patungan Beli Sarapan

 

Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.Dokumentasi TNI Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.
Dua prajurit gugur

Diberitakan sebelumnya, KKB menyerang Pos Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

Dua prajurit gugur dalam penyerangan di Pos Titigi tersebut. Mereka adalah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.

Pratu Roy tertembak di dada kanan.

Sedangkan Pratu Dedi sempat mengejar KKB yang berada di hutan tetapi ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com