"Suami kan paling suka bakso dan saya suka mi ayam, ya akhirnya kami membuat keputusan membuka warung mi ayam bakso," ujar Charlotte Peeters saat ditemui di warungnya, Kamis (21/1/2021).
Charlotte menjual mi ayam dengan harga murah Rp 7.000 per mangkok. Harga satu mangkok mi ayam ini terhitung murah.
Ia sengaja memasang harga murah agar terjangkau bagi masyarakat. Terlebih lagi, di kala pandemi ini juga berdampak bagi perekonomian masyarakat.
"Kami sendiri merasakan dampak pandemi seperti apa, paling penting untuk kami harga murah, semua orang bisa datang untuk makan, tapi walaupun murah rasanya harus enak," jelasnya.
Baca juga: Kisah Bule Asal Belanda Jualan Mi Ayam di Yogya, Harganya Rp 7.000 Semangkuk
Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija mengatakan, sejak corona tercatat pertama kali di Indonesia pada Maret tahun lalu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan cepat.
"Tidak ada, tidak ada sama sekali, masih nihil," kata Jaro, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (22/1/2021).
Kata Jaro, langkah yang dilakukan pihaknya yakni meminta warganya harus tetap berada di wilayahnya dan tidak boleh keluar daerah guna mencegah penyebaran Covid-19.
Bahkan warga yang ada di luar daerah lain diminta untuk pulang.
"Warga Baduy yang ada di perantauan diperintahkan untuk langsung pulang, semua pulang dari Jakarta, Tangerang, Bandung," kata Jaro.
Selain itu, sebelum masuk ke pemukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan puskesmas setempat.
Baca juga: Setahun Pandemi, Tak Satu Pun Warga Suku Baduy Kena Covid-19, Ini Rahasianya
Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo berencana untuk mengedepankan mekanisme penegakan hukum berbasis elektronik di bidang lalu lintas.
Salah satunya melalui Electronic Traffic Law Enforcement ( ETLE).
Listyo mengatakan, nantinya polantas yang bertugas di lapangan hanya mengatur lalu lintas tanpa melakukan penilangan.