Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nakes Disuntik Vaksin Covid-19, Awalnya Sempat Ragu karena Punya Sakit Jantung

Kompas.com - 22/01/2021, 21:00 WIB
Rahmadhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Meski sempat ragu-ragu karena memiliki komorbid, salah satu tenaga kesehatan (Nakes) di Kota Padang Sumatera Barat yaitu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Padang Depitra Wiguna meyakinkan diri untuk disuntik vaksin Covid-19, pada Rabu (20/1/2021) lalu.

“Saya memiliki penyakit jantung, namun terkontrol. Saya selalu rutin melakukan kontrol dan meminum obat. Kalau tidak terkontrol maka tidak bisa untuk divaksinasi,”ujar Depitra Wiguna, Jumat (22/1/2021) melalui telepon.

Lebih jauh dikatakannya, hal yang membuat dirinya yakin untuk divaksin adalah karena penyakit jantungnya itu sudah terkontrol.

Baca juga: Pria Asal Sumbar Cetak Uang Palsu, Dibelikan HP hingga Sepeda Motor

Tak ada efek samping berarti

 

Jika komorbid tidak terkontrol, memang tidak disarankan divaksinasi Covid-19.

“Alasan lainnya adalah saya ini merupakan pejabat pemerintah dan harus memberikan contoh kepada masyarakat. Kemudian dengan divaksin itu memberikan rasa aman kepada saya sendiri dan keluarga serta orang sekitar,”tuturnya.

Setelah dilakukan vaksinasi Covid-19, Depitra mengaku tidak ada mengalami efek samping yang berarti. Dirinya hanya mengalami mengantuk setelah beberapa lama dilakukan vaksinasi.

“Tidak ada efek yang berbahaya. Kalau efek mengantuk itu wajar. Itu memang efek wajar ketika sudah dilakukan vaksinasi,” ujarnya.

Baca juga: Truk Masuk Jurang dan Terbakar di Flyover Kelok 9 Sumbar, Sopir Selamat

Jangan takut divaksinasi

Dirinya mengimbau masyarakat untuk tidak takut divaksinasi. Vaksin Covid-19 tersebut sudah melalui pengujian di BPOM.

Saat dilakukan pengujian tersebut tidak ditemukan efek yang berbahaya kepada penerima vaksin tersebut.

“Jadi masyarakat kita itu ada dua macam. Pertama yang rasional. Mereka hanya mempercayai informasi dari lembaga yang resmi seperti pemerintah. Kedua adalah irasional, mereka mendapatkan informasi dari sumber yang tidak resmi seperti media sosial, kemudian mempercayainya,” sebutnya.

Baca juga: Soal Orang yang Menolak Vaksin karena Tak Percaya Covid-19, MUI: Ini Penyakit, Kita Wajib Berobat

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com