KOMPAS.com - Tiga klaster corona akhir-akhir ini mendominasi lonjakan penambahan kasus positif Covid-19 di Bali.
"Penyebab lonjakan karena perluasan dari kasus sebelumnya yakni dari klaster upacara adat, banyak kerumunan. Kemudian, menuju pada klaster keluarga. Dari klaster keluarga, bergerak ke klaster perkantoran, itu muter begitu saja," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, seperti dilansir dari Antara, Jumat (22/1/2021).
Ketika di perkantoran ada yang terpapar Covid-19, lanjut Suarjaya, kemudian mengenai karyawan atau pegawai lainnya, lalu mengenai keluarga terdekat.
"Sekarang banyak sekali satu keluarga positif, bapaknya, ibunya, anaknya, kakeknya, neneknya. Setelah di-tracing lagi, lanjut kontak eratnya, lanjut lagi sehingga pertambahan terus terjadi," ucap dia.
Baca juga: Rencana Polisi Tak Perlu Menilang Lagi, Begini Tanggapan Warga
Pada intinya, menurut dia, hasil tracing atau penelusuran dari kasus positif Covid-19 yang dari klaster upacara adat, keluarga sehingga menjadi klaster-klaster berikutnya.
"Bapak Gubernur sudah melarang isolasi mandiri karena dicurigai orang tidak disiplin, abai sehingga bisa menularkan kepada anggota keluarga yang lain. Isolasi mandiri disetop dan disiapkan hotel," ujar dia.
Sudah ada 17 hotel di Bali, kata dia, yang digunakan sebagai tempat karantina bagi mereka yang terpapar Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Dikutip dari laman tanggap Covid-19 Pemprov Bali, https://infocorona.baliprov.go.id/, hingga Jumat (22/1), jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Provinsi Bali sebanyak 23.219 orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.