Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bahaya Gunung Merapi Berubah, 121 Pengungsi di Magelang Kembali ke Rumah

Kompas.com - 22/01/2021, 18:15 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan pengungsi Gunung Merapi di Tempat Pengungsian Akhir (TEA) Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kembali ke rumah masing-masing.

Para pengungsi yang berasal dari Dusun Trayem, Pugeran dan Trono, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, ini memilih kembali ke rumah setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengubah rekomendasi daerah bahaya erupsi Gunung Merapi.

Kepala Desa Krinjing Ismail menjelaskan, sebanyak 121 warganya dievakuasi ke TEA Desa Deyangan ketika status Gunung Merapi mengalami naik dari Waspada menjadi Siaga, 6 November lalu.

"Dengan alasan untuk aktivitas Merapi baik itu kegempaan maupun deformasi sudah banyak penurunan yang signifikan, sehingga kita minta izin (untuk pulang) kepada pemerintah daerah lewat BPBD,” kata Ismail saat ditemui di TEA Desa Deyangan, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Dalam 6 Jam, Gunung Merapi 8 Kali Keluarkan Awan Panas


Ismail tidak memungkiri, selama berada di TEA, warga merasakan kejenuhan meski ada juga yang sudah kerasan.

Hal itu dinilai wajar karena mereka tidak bisa beraktivitas selayaknya seperti saat tinggal di rumah sendiri.

"Alasan warga minta pulang karena itu sudah 2,5 bulan di sini. Ada yang merasa jenuh, tapi ada yang suka di sini. Terus terang sudah kangen," ungkap Ismail.

Meski demikian, warga menyatakan siap kembali dievakuasi jika ada perubahan status Gunung Merapi Siaga menjadi Awas.

Apalagi, Pemerintah Kabupaten Magelang masih menetapkan status tanggap darurat bencana Gunung Merapi sampai 14 Februari 2021.

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto menjelaskan, pihaknya memfasilitasi kepulangan para pengungsi tersebut setelah ada perubahan rekomendasi daerah bahaya erupsi Gunung Merapi.

Baca juga: Pemulangan Pengungsi Merapi di Sleman Ditentukan Setelah 25 Januari

Sebelumnya, BPPTKG merekomendasikan bahaya ke arah selatan dan tenggara.

Namun, setelah melihat perkembangan aktivitas gunung ini, BPPTKG mengubah rekomendasi daerah bahaya ke arah barat daya dan selatan.

"Perubahannya ke barat daya, (potensi kerawanan) 3 kilometer jika eksplosif dan 5 kilometer jika efusif melalui alur sungai. Kita memberi kesempatan kepada masyarakat di 4 desa di sisi barat-barat laut Merapi untuk sementara kembali ke rumah, tapi harus tetap siaga apabila ada perubahan arah ancaman,” jelas Edy.

Data BPBD Kabupaten Magelang per 22 Januari 2021, masih ada 328 pengungsi dari Dusun Babadan 1 dan Babadan 2, Desa Paten, Kecamatan Dukun, berada di pengungsian.

Warga dari Dusun Babadan 1 di TEA Desa Banyurojo, sedangkan dari Dusun Babadan 2 di TEA Desa Mertoyudan.

Selain pengungsi di TEA Desa Deyangan, pengungsi di TEA Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan dan di Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, juga telah kembali ke rumah lebih dahulu.

Mereka berasal dari Desa Ngargomulyo dan Keningar, Kecamatan Dukun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com