Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Kota Manado yang Diterjang Gelombang Pasang adalah Lahan Reklamasi

Kompas.com - 22/01/2021, 16:43 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Di belakang Mantos sendiri, ombak besar mirip tsunami menerjang area parkiran kendaraan dan membuat orang-orang saat itu berada di lokasi tersebut berlarian mencari tempat aman.

Menteri Sosial Tri Rismaharini telah berkunjung di kawasan reklamasi tersebut pada Rabu (20/1/2020).

Soal gelombang pasang yang terjadi di kawasan pesisir Manado, Risma meminta pemerintah daerah membuatkan pintu air dan pompa air laut.

"Untuk mengurangi air yang ada di atas itu dengan pompa. Kemudian untuk nahan air yang dari laut itu bisa dengan pintu air," ujar Risma.

Baca juga: BMKG: Banjir Manado Bukan Tsunami, tapi Waspadai Potensi Gelombang Tinggi

Menanggapi pernyataan Risma, Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan, terkait pembuatan pintu air untuk mencegah banjir rob biayanya cukup besar.

"Karena itu, saya minta bantuan Ibu Menteri bisa men-support ke Menteri PUPR untuk dibangun pintu air," sebut Vicky.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap salah satu penyebab gelombang yang terjadi di sepanjang Pantai Manado, Minggu (17/1/2021) sore, pengaruh angin kencang.

"Salah satu penyebab utama gelombang yaitu oleh pengaruh angin yang kencang," kata Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle, lewat pesan singkat saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Puluhan Kios Penjual Makanan di Megamas Manado Rusak Diterjang Ombak

Ia menjelaskan, pada kejadian gelombang tinggi naik hingga ke permukaan (banjir rob) yang terjadi di Mantos dan sekitarnya dipengaruhi kecepatan angin yang kencang.

"Ditambah gelombang laut yang tinggi sehingga gelombang yang datang ke bibir pantai akan lebih signifikan dan terbawa ke tepi pantai," ujar Ben.

Ben menuturkan, banjir rob biasanya terjadi jika topografi pantai yang rendah.

"Salah satunya di daerah Mantos yang cenderung merupakan daerah reklamasi," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com