BADUNG, KOMPAS.com - Bangkai paus jenis bryde whale dengan panjang 13,8 meter terdampar di Pantai Batu Belig, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, Kamis (21/1/2021) pagi.
Bangkai paus yang sudah membusuk itu kini sudah dikuburkan dengan kedalaman 3 meter di pinggir pantai.
Meski begitu, petugas dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar akan menjaga dan mengawasi lokasi penguburan tersebut.
Sebab, dikhawatirkan masyarakat mengambil tulang belulang dari paus yang dilindungi ini.
Baca juga: Bangkai Paus Sepanjang 13,8 Meter Terdampar di Pantai Bali
"Kami akan terus pantau sampai seminggu ke depan terutama saat purnama 25 Januari 2021, karena khawatir pasang/gelombamg tinggi sehingga kuburan terbuka lagi," kata Kepala BPSL Denpasar Permana Yudiarso, saat dihubungi, Jumat (22/1/2021).
Permana mengatakan, sebelumnya memang ada warga yang datang dan mengaku ingin mengambil tulang belulang paus.
Mereka mengaku menggunakannya untuk koleksi.
"Kami khawatir juga ada masyarakat mau ambil gigi dan daging atau minyak paus. Sebenarnya paus ini bukan paus bergigi, mungkin akan diambil tulang belulang untuk koleksi," kata dia.
Ia mengatakan, bangkai paus ini dilarang dimanfaatkan karena dilindungi dan berpotensi membawa penyakit.
Diberitakan sebelumnya, bangkai paus jenis bryde whale terdampar di Pantai Batu Belig, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, Kamis (21/1/2021) pagi.
Awalnya bangkai paus itu dilaporkan mengapung di perairan Batu Belig sekitar pukul 07.00 Wita.
Panjang paus tersebut 13,8 meter dengan diameter 4 meter.
Bangkai paus tersebut menguarkan bau menyengat. Lalu sekitar pukul 10.00 Wita, bangkai kembali terbawa arus dan terdampar di pinggir pantai.
Baca juga: Bangkai Paus Terdampar di Pantai Bali, Ini Dugaan Penyebabnya
Nelayan dan warga sekitar lalu melaporkannya ke BPSPL Denpasar.
Paus tersebut diduga sudah mati sekitar dua pekan. Hal tersebut terlihat dari kondisi bangkai yang sudah membusuk dan fisiknya yang menggembung.
Bangkai paus tersebut langsung dikubur karena menarik perhatian masyarakat sekitar, meski bau busuk menguar dari bangkai itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.