Menurut Sugeng, meski digelar dengan suasana berbeda, hal ini tidak mengurangi makna adat Dhukutan.
Pada akhir sambutannya, ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa agar pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga semuanya bisa kembali normal.
Sementara itu, salah seorang warga Solo, Risang (22) yang sudah datang mengaku kecewa lantaran tidak diizinkan masuk ke Dusun Nglurah untuk melihat upacara adat Dhukutan.
“Sewaktu mau masuk Dusun Ngurah disuruh putar balik dan diberi tahu petugas kalau pendatang tidak boleh ikut melihat Dhukutan,” katanya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Sekolah Tatap Muka di Karanganyar Dibatalkan
Meski demikian, Risang bisa memaklumi mengingat Covid-19 belum usai. Ia sadar, adat Dhukutan berpotensi menimbulkan kerumunan jika tidak dijaga dengan ketat.
“Biasanya, tamunya pasti dari Solo dan sekitarnya. Pasti banyak (yang datang),” katanya.
Sebelum pandemi, Risang mengaku beberapa kali mengunjungi Dusun Nglurah untuk melihat adat Dhukutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.