Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

102 Pengungsi Korban Gempa Sulbar Dipulangkan ke Jatim dan Jateng

Kompas.com - 21/01/2021, 17:36 WIB
Hendra Cipto,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memulangkan 102 pengungsi korban gempa Sulawesi Barat (Sulbar) ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ratusan orang itu diberangkatkan ke kampung halaman melalui Lanud Hasanuddin, Makassar.

Plt Dinas Sosial Sulsel, Gemala Faoza mengatakan, 54 orang warga Jawa Tengah (Jateng) dan 48 orang warga Jawa Timur (Jatim) ini mengungsi setelah Kabupaten Majene dan Mamuju diguncang gempa, Kamis (14/1/2021).

“Sudah kami koordinasikan dengan Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan rencananya ditujuan nantinya rombongan pengungsi akan dijemput oleh gubernur masing-masing,” kata Gemala, Kamis (21/1/2021).

Baca juga: BNPB: Korban Meninggal akibat Gempa Sulbar Bertambah Jadi 91 Jiwa

Turut hadir pada acara pelepasan tersebut, Danlanud Hasanuddin, Kalaksa BPBD Sulsel, Kadis Perhubungan Sulsel, Kasatpol PP Sulsel, beserta pejabat lainnya.

Sebelumnya, sebanyak 686 korban gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dievakuasi ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel).

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, para pengungsi diangkut secara bertahap oleh pesawat milik TNI AU.

“Adapun jumlah pengungsi yang telah tiba melalui Lanud Hasanuddin sampai 19 Januari 2021 sebanyak 686 orang. Ini kita lagi buka Asrama Haji. Tapi sebagian sudah dijemput pihak keluarga,” kata Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

Baca juga: Unhas dan UNM Bebaskan Biaya Kuliah bagi Mahasiswa Terdampak Gempa Sulbar

Dikatakan Nurdin, pihaknya telah menyiapkan tiga lokasi penampungan untuk korban gempa di Majene dan Mamuju.

“Saya kira itu bagus juga, kecuali yang tidak ada keluarga mau mengungsi ke sini kita siapin asrama haji, saya sudah komunikasi dengan Kanwil Kemenag Sulsel untuk itu. Termasuk bagi pengungsi yang membutuhkan penanganan medis dan kesehatan," ujarnya.

Dia menambahkan, pengungsi wajib menjalani rapid test antigen sebelum memasuki tempat pengungsian.

"Jadi kita siapkan klinik, bagi yang serius (positif) kita rujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

Tak hanya di Asrama Haji, sebanyak 84 pengungsi ditampung di UPT Inang Matutu.

Dari jumlah itu, balita 11 orang, anak-anak 13 orang, remaja 17 orang, dan orang dewasa 43 orang.

“Rata-rata pengungsi masih trauma, sehingga dilakukan trauma healing oleh pekerja sosial dan tim psikososial. Selain itu, anak-anak juga diberikan mainan edukatif selama di penampungan. Di lokasi juga sudah dibuka dapur umum,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com