BANGKA, KOMPAS.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengaku kaget karena ternyata tenaga perawat di instalasi khusus karantina Covid-19 didominasi perempuan.
Kondisi tersebut ditemukan Erzaldi saat kunjungan ke instalasi karantina di Air Anyir Bangka pada Rabu (20/1/2021) malam.
"Di sini perawat hampir semuanya perempuan. Hanya satu tadi yang laki-laki," kata Erzaldi.
Meskipun mayoritas diisi perawat perempuan, Erzaldi optimistis pelayanan pasien tetap berjalan optimal.
Baca juga: 2 Kepala Daerah di Bangka Belitung Batal Vaksinasi, Ini Sebabnya
Bahkan untuk urusan perawatan, perempuan dinilai lebih menjiwai dibanding laki-laki.
"Tetap semangat, kerja ikhlas, gaji pasti dapat," ujar Erzaldi kepada para perawat.
Sementara itu, Direktur RSUD Ir Soekarno Armayani Rusli yang diberi tanggung jawab mengelola instalasi karantina, membenarkan bahwa mayoritas tenaga perawat adalah perempuan.
"Kalau soal profesionalitas tak perlu diragukan. Mereka sudah dibekali standar kerja untuk penanganan Covid-19," ujar Armayani.
Menurut Armayani, ada 21 tenaga perawat yang disiagakan. Sebanyak 16 orang di antaranya merupakan pegawai lama yang bekerja di RSUD Soekarno.
"Sejak perekrutan dilakukan memang perempuan yang umumnya mendaftar. Karena sekolah keperawatan juga dominan perempuan," ujar Armayani yang menekuni spesialis bedah.
Selain tenaga perawat, kata Armayani, juga ada tim dokter, bidan, farmasi hingga sekuriti.
Baca juga: Hotel di Bangka Belitung Akan Jadi Lokasi Karantina Pasien Covid-19, Ini Respons PHRI
Sehingga jumlah pegawai yang terlibat di instalasi karantina bisa melebihi 40 orang.
Instalasi khusus karantina tersebut bisa menampung 100 pasien yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir Januari 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.