Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2021, 21:46 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Tim Basarnas Jepara, Jawa Tengah secara resmi menutup upaya pencarian terhadap 12 anak buah kapal (ABK) penumpang Kapal Berkah Abadi asal Batang yang diduga hilang di wilayah laut Jawa perairan Jepara.

Koordinator Basarnas Pos SAR Jepara Whisnu Yugo Utomo menyampaikan, sebelumnya Kapal Motor Nelayan (KMN) 30 gross tonnage (GT) dengan 14 ABK termasuk nakhoda berangkat melaut dari Pelabuhan Batang menuju arah Utara (Kalimantan) pada Sabtu (9/1/2021) sore.

Namun, pada Minggu (10/1/2021) dini hari kapal tersebut rusak parah setelah tertabrak kapal tanker merah yang melaju dari Jakarta menuju Surabaya.

Baca juga: Bertemu Menlu China, Indonesia Minta Perhatikan Isu ABK WNI yang Tertunda

Para ABK warga Kabupaten Batang tersebut kemudian membuat beberapa rakit untuk menyelamatkan diri secara terpisah lantaran haluan depan kiri kapal bocor dan perlahan tenggelam.

Pada Selasa (12/1/2021) salah satu ABK, Aji Slamet Romadhon dikabarkan tewas, selanjutnya jasadnya dibungkus karpet di atas rakit.

Namun, sorenya jenazah Aji terlepas dan hilang tercebur ke laut akibat hantaman ombak setinggi tiga meter.

Tim Basarnas Jepara, Jawa Tengah masih berupaya melakukan pencarian terhadap belasan ABK dari Kapal Berkah Abadi asal Kabupaten Batang yang diduga hilang di perairan Jepara, Rabu (20/1/2021).DOKUMEN BASARNAS JEPARA Tim Basarnas Jepara, Jawa Tengah masih berupaya melakukan pencarian terhadap belasan ABK dari Kapal Berkah Abadi asal Kabupaten Batang yang diduga hilang di perairan Jepara, Rabu (20/1/2021).

Dalam perkembangannya, pada Rabu (13/1/2021) subuh, dua dari 14 ABK tersebut berhasil ditemukan dengan selamat oleh nelayan di perairan Lemah Abang, Jepara.

Keduanya yakni Sairi (59) dan Kadarso (35) mengapung di atas styrofoam sekitar 13 mil dari Pantai Pailus, Jepara.

Baca juga: Tugboat Karam Dihantam Ombak, Nakhoda dan 10 ABK Selamat

Kedua warga Kecamatan Batang, Kabupaten Batang yang lemas tak berdaya tersebut kemudian dievakuasi dan dilarikan ke RSUD RA Kartini Jepara.

"Pencarian masih nihil hingga hari ketujuh ini. Sesuai SOP pencarian kami tutup. Namun tidak menutup kemungkinan pencarian akan dibuka kembali jika ada titik terang," kata Whisnu saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Rabu (20/1/2021).

Dijelaskan Whisnu, selama tujuh hari pencarian, tim SAR Gabungan yang menyisir menggunakan  kapal RIP (Rigit Inflatable Boat) dari Basarnas Semarang, kapal RIB (Rigid Inflatable Boat) Pos SAR Jepara, perahu karet dari Polair, serta kapal cepat sea rider dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) terkendala cuaca buruk dan gelombang tinggi.

"Kami sudah koordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan juga keluarga korban. Kondisi cuaca yang buruk dan gelombak tinggi menyulitkan pencarian," ungkap Whisnu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com