Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Januari Belum Rampung, 40 Bencana Alam Terjadi di Jabar, Hampir 100.000 Jiwa Terdampak

Kompas.com - 20/01/2021, 10:55 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat sudah terjadi 40 bencana di Jawa Barat dari 1-18 Januari 2020. Rinciannya, 16 kejadian tanah longsor, 15 bencana banjir dan 9 insiden angin puting beliung.

Dari 40 bencana, total 40 korban jiwa meninggal dunia dan berdampak terhadap 92.858 jiwa. 40 orang meninggal merupakan korban longsor di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.

Kepala Pelaksana BPBD Jabar Dani Ramdan mengatakan, Jawa Barat memang daerah rawan bencana. Mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, sampai tsunami, berpotensi terjadi.

Baca juga: Hujan Lebat Masih Turun dalam 3 Hari, BNPB Minta Warga Puncak Bogor Waspadai Banjir Susulan

Dari 27 kabupaten kota, 14 daerah masuk kategori risiko bencana tinggi dan 13 daerah berisiko bencana sedang. Artinya, tidak ada daerah di Jabar yang masuk kategori risiko bencana rendah.

Dai menuturkan, pihaknya sudah menyusun kajian risiko bencana dan peta rawan bencana sampai ke tingkat desa. Hal itu dilakukan agar masyarakat memahami kondisi kebencanaan di lingkungannya. Pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk tetap waspada amat krusial.

"Hanya gempa yang tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadi. Tapi kalau banjir, kita lihat dari kondisi alam termasuk banjir rob karena air laut yang naik. Sedangkan, tsunami dan gempa tidak bisa diprediksi," kata Dani, dalam rilis resminya, Rabu (20/1/2021).

Baca juga: BNPB: Banjir Bandang Puncak Bogor Disebabkan Hujan Intensitas Tinggi, 900 Jiwa Terdampak

Setelah peta rawan bencana disusun, kata Dani, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana penanggulangan bencana (RPB) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Dari RPB itu, rencana kontingensi jenis kebencanaan untuk setiap kabupaten/kota dapat disusun.

"Dari rencana dan peta rawan bencana itu, pemerintah desa bisa menyusun, misalnya jalur evakuasi manakala akan berpotensi bencana, tempat evakuasi atau pengungsian. Kalau itu sudah ditambah kesiapan personel dan peralatan bencana, maka bencana itu bisa kita hadapi," ucapnya.

"Ada yang bisa kita cegah, ada yang tidak bisa, seperti gempa. Tapi, kalau kita punya kesiapsiagaan, paling tidak bisa meminimalisasi dampak atau risiko," tambahnya.

Baca juga: Warga Kota Bekasi Paling Patuh Pakai Masker Se-Jabar, Kabupaten Tasikmalaya Paling Tidak Patuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com