Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lagi Makan Ada yang Teriak Banjir, Saya Langsung Lari"

Kompas.com - 19/01/2021, 19:55 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 900 warga yang ada di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, terpaksa harus mengungsi dari tempat tinggalnya.

Hal itu menyusul adanya musibah banjir bandang yang menerjang di kampung mereka pada Selasa (19/1/2021).

Banjir bandang yang terjadi pada pukul 09.30 WIB tersebut diketahui sudah yang kedua kali terjadi.

Sebelumnya, pada Selasa dini hari, banjir yang membawa material lumpur tersebut sempat melanda kampung mereka.

Hanya saja, saat itu kondisinya dianggap tidak terlalu parah.

Baca juga: Cerita Saksi Mata Banjir Bandang di Puncak Bogor, Suara Teriakan hingga Warga Pingsan

Kesaksian warga

Banjir bandang di Puncak Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021).dok. BNPB Banjir bandang di Puncak Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021).

Warga terdampak banjir, Neni Sulastri (37) mengatakan, sebelum banjir bandang menerjang itu dirinya sedang makan di ruang tamu bersama anaknya.

Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh dari atas dan warga berlarian meninggalkan rumah sambil berteriak adanya banjir.

Mengetahui hal itu, ia pun ikut panik dan langsung lari keluar rumah untuk menyelamatkan diri mencari tempat yang lebih tinggi.

"Lagi makan di ruang tamu, terus ada yang teriak, banjir-banjir gitu. Saya akhirnya ikut lari juga," kata Neni yang merupakan pekerja pemetik teh saat ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian, Selasa.

Baca juga: Fakta Banjir Bandang Terjang Puncak Bogor, Ratusan Warga Dievakuasi

Ia bersama dengan warga lainnya berhasil selamat dari musibah itu.

Saat melihat banjir bandang itu mulai menerjang dari kejauhan, ia tak bisa membayangkan jika tak segera menyelamatkan diri.

Sebab, banjir tersebut selain membawa material lumpur juga menyeret sejumlah gelondongan kayu dan ranting.

Air lumpur itu meluap hingga menutup jalan dan masuk ke halaman rumahnya.

"Ternyata banjir longsor lumpur dari atas, banyak kayu-kayu dan pohon yang sudah dilumuri lumpur itu ikut kebawa," kata dia.

Rekaman video yang memperlihatkan banjir bandang saat menerjang kawasan Gunung Mas itu diketahui sempat viral di media sosial.

Dalam video itu terlihat warga panik dan berlarian untuk menyelamatkan diri.

Beberapa warga juga terdengar mengucapkan takbir, istighfar hingga melantunkan azan.

Baca juga: BNPB: Banjir Bandang Puncak Bogor Disebabkan Hujan Intensitas Tinggi, 900 Jiwa Terdampak

Penjelasan BPBD

Sejumlah warga di Puncak Bogor Jawa Barat terdampak banjir bandang pada Selasa (19/1/2021).Dok Istimewa Sejumlah warga di Puncak Bogor Jawa Barat terdampak banjir bandang pada Selasa (19/1/2021).

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Raya Alfajar mengatakan, dalam musibah itu tidak ada korban jiwa.

Namun demikian, akibat musibah itu ratusan warga harus diungsikan ke tempat yang lebih aman.

"Tidak ada korban jiwa, hanya syok, dan untuk yang sesak napas (pingsan) sudah kami bawa ke rumah sakit paru. Sementara sebagian mengungsi di sini Wisma Gunung Mas milik warga," ujar dia.

Baca juga: BPBD: 900 Warga Terdampak Banjir Bandang di Puncak Bogor

Menurutnya, banjir bandang itu disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi di kawasan puncak. Selain itu, juga diperparah dengan adanya longsor dan sumbatan di Kali Cisampai.

"Ada sumbatan di Kali Cisampai. Kondisi di atas juga masih bahaya. Jadi saat itu longsoran tebing mata air, di atas gunung mengakibatkan banjir bandang yang dipenuhi lumpur," kata Alfajar.

Penulis : Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor : Abba Gabrillin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com