Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Konflik Ambon 1999, Pemuda Masjid Ziarah ke Taman Makam Syuhada

Kompas.com - 19/01/2021, 18:56 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Pengurus Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) Maluku menggelar ziarah sambil membersihkan taman makam syuhada di kawasan Waihaong, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Selasa (19/1/2021).

Kegiatan ziarah dan pembersihan kompleks makam tersebut sengaja dilakukan untuk mengenang perisitiwa konflik kemanusiaan di Kota Ambon yang pecah pada 19 Januari 1999.

Baca juga: Putusan Banding, Vonis Jerinx Berkurang Jadi 10 Bulan Penjara

Selain membersihkan kompleks makam, para pemuda masjid juga menggelar doa bersama untuk korban konflik kemanusiaan itu.

"Kegiatan ziarah kubur dan bakti sosial sambil berdoa di taman makam syuhada ini kami lakukan untuk mengenang konflik kemanusiaan yang terjadi tahun 1999 silam," kata Ketua BKPRMI Maluku, Ahmad Ilham Sipahutar kepada Kompas.com, Selasa.

Ilham mengungkapkan, ratusan syuhada di makamkan di taman makam tersebut. Tetapi, kondisi ratusan makam itu tak terurur dan mulai ditumbuhi rumput.

Hal itu membuat BKPRMI Maluku membersihkan taman makam tersebut.

"Kita juga mendoakan agar para syuhada yang gugur mendapat tempat di sisi Allah SWT," ujarnya.

Ia mengaku pascakonflik, kehidupan sosial di Maluku, khususnya Kota Ambon, aman dan damai.

Maluku bahkan menjadi daerah yang sangat menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.

Menurut Ilham, masyarakat Maluku sadar dan tidak ingin lagi mengulangi tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi 20 tahun silam.

Baca juga: Dihentikan Polisi karena Tak Pakai Helm dan Masker, Pemuda Ini Ternyata Kurir Narkoba

Hal itu, kata dia, dapat dibuktikan dengan kehidupan sosial masyarakat di Maluku yang sangat kental dengan nilai persaudaraan dan rasa saling percaya.

"Harapan kami kondisi yang sudah sangat kondusif ini dapat terus kita jaga bersama, dan mari kita tunjukkan kepada orang di luar Maluku bahwa Maluku ini benar-benar telah berubah menjadi laboratorium perdamaian," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com