Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 1,5 Bulan Tempat Penghidupan Mereka Terendam Banjir

Kompas.com - 19/01/2021, 18:33 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com – Satu setengah bulan ini banjir di Gang Subur Lama, Lingkungan 16-17, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, Medan tak kunjung surut.

Menurut penuturan salah seorang warga, Gus (66), banjir di bulan Januari sebenarnya merupakan siklus 10 tahunan. Dia masih ingat peristiwa 13 Januari 2011 silam. Kala itu, banjir bandang Sungai Deli membuat warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi selama tiga hari.

Satu dasawarsa telah berlalu, kali ini banjir justru berlangsung lama.

Berdasar pantauan Kompas.com, air menggenang setinggi 30 sentimeter hingga 1 meter. Genangan itu membuat sampah menumpuk di beberapa titik.

Warga tak dapat mencari penghasilan

 

Warga Gang Subur Lama, Lingkungan 16 - 17, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun menderita karena banjir tak kunjung surut sejak 1,5 bulan yang lalu. Puluhan rumah terendam dan sejumlah warga sudah mulai meninggalkan rumahnya.KOMPAS.COM/DEWANTORO Warga Gang Subur Lama, Lingkungan 16 - 17, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun menderita karena banjir tak kunjung surut sejak 1,5 bulan yang lalu. Puluhan rumah terendam dan sejumlah warga sudah mulai meninggalkan rumahnya.

Dampak lainnya dari banjir yang tak kunjung surut adalah rusaknya perabotan rumah tangga. Kendaraan bermotor mereka pun harus diungsikan.

Sejumlah warga meninggalkan rumahnya karena tidak tahan dengan kondisi ini. Warga yang mengontrak pun turut pindah. Warung makan, toko kelontong, gerobak batagor yang menjadi sumber penghasilan beberapa warga terpaksa tak beroperasi.

Baca juga: Banjir 1,5 Bulan Tak Juga Surut di Kampung Baru Medan, Warga: Merana Keadaan Kami, Sama Siapa Kami Mengadu...

"Kami sempat bertahan selama seminggu, tapi air naik naik terus tak ada surutnya. Di sini penghidupan kami, usaha kami banyak di rumah. Kalau kek gini macam mana kami berusaha, ‘kan? Dengan sendirinya usaha kami mati semua, lah," ucap Gus.

Banjir tidak hanya mengakibatkan pendapatan warga menjadi seret, tetapi juga memicu timbulnya penyakit kulit, demam, dan diare.

Warga berharap ada upaya cepat tangani banjir

Warga memerhatikan pipa besar yang menyedot genangan air di gang Subur Lama, yang tak surut sejak 1,5 bulan yang lalu.KOMPAS.COM/DEWANTORO Warga memerhatikan pipa besar yang menyedot genangan air di gang Subur Lama, yang tak surut sejak 1,5 bulan yang lalu.

Kepada pemerintah, Gus menitipkan harapan. "[kami] mohon pengertian pemerintah, sudah 1,5 bulan merana. Kek gini aja keadaan kami. Sama siapa kami mengadu. Di sini ada 60 - 70 rumah. Ada ratusan kepala keluarga dan sudah banyak yang pindah dari sini," katanya dengan suara berat hendak menangis saat ditemui Kompas.com.

Salah seorang warga lainnya, Deviana, berharap agar ada penanganan lebih lanjut biar banjir segera surut.

"Kalau bisa cepat, lah, diselesaikan (diperbaiki) aliran parit rusak dan sumbat. Kasihan juga sama PU kalau tiap banjir terus sedot lagi. Cepat dituntaskan, lah, paritnya. Genangan air ini karena aliran paritnya itu tersumbat jadi tak bisa mengalir ke sungai," tuturnya.

Upaya-upaya dilakukan agar banjir segera mereda. Salah satunya truk dari Dinas PU Kota Medan yang sudah tiga minggu ini berada di mulut gang untuk menyedot genangan. Air itu kemudian dialirkan menuju parit di lingkungan sebelah menggunakan pipa berukuran besar.

Baca juga: Fakta Banjir Bandang Terjang Puncak Bogor, Ratusan Warga Dievakuasi

Truk ini cukup membantu mengurangi genangan air. Namun, karena Medan sering diguyur hujan dengan intensitas beragam, menjadikan debir air bertambah lagi.

"Intinya diperbaiki dulu aliran air ke sungainnya. Ada yang pecah, rusak, dan tersumbat itu yang mengarah ke Sungai Deli," pungkas Deviani.

Penulis: Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Aprillia Ika

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com