Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arena Sabung Ayam di Nunukan, Tempat Judi Sekaligus Pusat Pelanggaran Prokes

Kompas.com - 19/01/2021, 15:45 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kepolisian Resor Nunukan, Kalimantan Utara, membentuk Satgas Pemberantasan Perjudian.

Kebijakan tersebut untuk menindak lanjuti sorotan terkait banyaknya pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) yang terjadi di arena perjudian sabung ayam.

Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar mengatakan, Satgas tersebut akan memburu dan membubarkan segala jenis hal perjudian, baik sabung ayam, permainan dadu dan toto gelap (Togel).

"Sprin (surat perintah) tugas Satgas Pemberantasan Perjudian sudah saya tanda tangani Senin 18 Januari 2021. Dan sore kemarin, kita langsung aksi penghancuran di lokasi diduga sebagai tempat perjudian di Kampung Pisang, Persemaian," kata Syaiful di Nunukan, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Pemuda Tantang Polisi di Arena Sabung Ayam Ternyata Anak Anggota DPRD Toraja Utara

Syaiful menargetkan, dalam waktu sepekan, Kabupaten Nunukan harus bebas dari segala macam aktivitas perjudian.

"Saya tak akan beri ruang buat para pelaku perjudian, termasuk judi sabung ayam. Silakan kalau ada yang mau coba-coba dan ingin menjadi contoh terhadap komitmen saya," tegasnya.

Disuarakan tokoh agama

Kerumunan di arena sabung ayam yang seakan terjadwal sekitar tiga pekan sekali ini memang menjadi sorotan masyarakat.

Salah satu yang menyuarakannya adalah Ketua Persekutuan Gereja gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Nunukan, Thimotus.

Dalam rapat virtual bersama para tokoh masyarakat, instansi vertical, BUMN dan BUMD yang dipimpin Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, Senin (18/1/2021), Thimotus mempertanyakan komitmen Satgas Covid-19 Nunukan dan aparat keamanan terkait adanya kerumunan di arena judi sabung ayam.

Baca juga: Tak Terima Dibubarkan Polisi, Bandar Judi Sabung Ayam Mengamuk hingga Ancam Petugas dengan Pecahan Botol

Dia berpendapat, selain melanggar aturan, kerumunan tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan apa yang disebut sebagai disiplin protokol kesehatan.

"Peningkatan terpapar Covid-19 semakin banyak, salah satu caranya adalah menghindari kerumunan, apa yang terjadi? Yang saya lihat, khususnya di lokasi tempat saya tinggal, ada kerumunan yang diadakan setiap tiga minggu sekali. Saya ingin sampaikan ke pihak berwenang, ini diketahui atau tidak? Kalau tidak diketahui tolong cari tahu, ini berbahaya buat anak-anak dan masyarakat semua," kata Thimotus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com