Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DIY Butuh 200 Relawan Nakes, Baru Dapat 26 Orang

Kompas.com - 19/01/2021, 12:16 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membutuhkan ratusan relawan tenaga kesehatan (nakes) untuk merawat pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menjelaskan, dari 200 lebih nakes relawan yang dibutuhkan, pihaknya baru mendapatkan 26 orang.

Untuk itu, para direktur rumah sakit diminta berupaya menambah nakes ini.

"Belum (masih 26). Tapi kita upayakan. Nanti para direktur rumah sakit sedang berupaya. Karena tidak mudah menambah SDM," ujarnya kepada wartawan, Senin (18/1/2021).

Baca juga: Sultan HB X Bakal Perpanjang PTKM jika Warga DIY Masih Abai Protokol Kesehatan

Di sisi lain, Pembajun menjelaskan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menginstruksikan wali kota dan bupati untuk menambah tempat tidur pasien Covid-19.

"Jadi intinya diupayakan ditambah bed baik di ICU maupun isolasi. Memang harus diperhatikan betul menambah bed tidak semudah yang dibayangkan. Di belakang itu dada ikutannya ada SDM, obat, dan lainnya," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto mengatakan, penambahan tempat tidur harus seiring relawan nakes.

mengaku kesulitan untuk menambah tenaga kesehatan (nakes).

Mengingat nakes atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus dipenuhi jika akan menambah bed.

Rukmono mengatakan, rumah sakit akan menambah kapasitas bed untuk merawat pasien Covid-19 secara bertahap.

"Menambah kamar tidak semata-mata kamarnya saja karena harus ada tenaga, tambahan peralatan, obat. Yang paling berat itu SDM. Tapi SDM tidak bisa beli," ujar Rukmono ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Senin (18/1/2020).

Baca juga: BPBD DIY Tak Mau Terburu-buru Pulangkan Pengungsi Gunung Merapi

Dia mengaku, beberapa waktu lalu sempat banyak relawan yang mendaftar.

Namun, para relawan sehari sebelum diterjunkan mengurungkan niatnya karena tidak mendapatkan izin orangtua.

"Kemarin banyak relawan setelah daftar setuju. Mboso ngono (ternyata kemudian) ditangisi bapake ojo nyambut gawe (jangan bekerja di bagian Covid). Akhirnya kita tidak punya tenaga karena tidak diizinkan keluarga," ujarnya.

"Kalau gedungnya gampang, orangnya itu yang susah," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com