Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Viral Foto Tanda Tangan KTP ala Lambang Konoha Naruto | Raffi Ahmad Curhat ke Dedi Mulyadi

Kompas.com - 19/01/2021, 06:43 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Warganet dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) bertanda tangan ala lambang Konohagekure pada anime Naruto.

Konohagakure dalam setting anime Naruto adalah lambang desa yang digunakan oleh para ninja, dari salah satu desa yang dikenal paling kuat.

KTP tersebut diketahui milik Syaiful Bahri (17), warga Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, Lamongan, Jawa Timur.

Foto dengan KTP tanda tangan anime Naruto viral di media sosial setelah diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh pada 15 Januari lalu.

Sementara itu, presenter dan artis, Raffi Ahmad mengeluarkan curahan hati (curhat) soal dirinya yang disebut melanggar protokol kesehatan kepada Dedi Mulyadi, anggota DPR RI yang juga YouTuber.

Melalui pesan pribadi aplikasi WhatsApp-nya ke Dedi, Raffi menjelaskan terkait dirinya mengunjungi rumah Ricardo Gelalel.

Kata Raffi, berita yang sedang ramai mengenai dirinya itu benar-benar "digoreng" oleh oknum.

Padahal, sambung Raffi, ia mengunjungi rumah Ricardo dalam keadaan sudah pakai masker.

Bahkan, sebelum masuk ke rumah Ricardo, Raffi mengaku dites swab antigen terlebih dahulu.

Terkait dengan itu, Dedi pun meminta semua pihak untuk melakukan klarifikasi. Sebab, saat ini persoalan pelanggaran prokes merupakan masalah sensitif.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. Viral foto tanda tangan ala lambang Konoha Naruto

Ilustrasi KTP elektronik.Tribunnews.com Ilustrasi KTP elektronik.

Syaiful mengatakan, ia menggunakan tanda tangan tersebut sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bahkan, tanda tangan itu pun juga sempat digunakannya saat mengikuti ujian SMP.

Tak hanya itu, saat ia mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam menunjang proses belajar mengajar pada saat pandemi Covid-19, Saiful pun menggunakan tanda tangan tersebut.

"Guru di SMP juga bilang bila tanda tangan saya ini unik. Dia sempat tanya, dan saya jawab jika saya memang penggemar Naruto," kata Saiful, saat dihubungi, Minggu (17/1/2021) malam.

Saiful mengatakan, alasan dirinya memakai lambang Konohagakure sebagai tanda tangannya karena unik dan menarik.

Saiful mengaku, sejak kecil sudah mengemari anime Naruto hingga sekarang.

Baca juga: Foto KTP Syaiful Bahri Viral berkat Tanda Tangan ala Lambang Konoha di Anime Naruto

 

2. Raffi Ahmad curhat ke Dedi Mulyadi

Tangkapan layar Raffi Ahmad tak terapkan protokol kesehatan usai vaksin. Netizen sayangkan tindakan Raffi.Tangkapan layar Instagram/Anyageraldine Tangkapan layar Raffi Ahmad tak terapkan protokol kesehatan usai vaksin. Netizen sayangkan tindakan Raffi.

Presenter dan artis, Raffi Ahmad tengah menjadi sorotan publik.

Hal ini lantaran Raffi Ahmad tertangkap basah tidak menggunakan masker saat tengah berkumpul bersama teman-temannya.

Padahal, seperti diketahui saat itu Raffi Ahmad baru saja mendapatkan suntik vaksin Covid-19, dan menjadi salah satu orang yang masuk dalam daftar tahap pertama penerima vaksinasi.

Akibat kelalainnya tersebut, sejumlah pihak melaporkan Raffi Ahmad ke polisi atas dugaan pelanggaran protokol kesehatan.

Kepada Dedi, Raffi mengatakan, saat berknjung ke rumah Ricardo Gelalel ia sudah memakai masker.

Bahkan, sebelum masuk ke rumah Ricardo, Raffi juga mengaku dites swab antigen terlebih dahulu.

"Kebetulan pas makan buka masker, Anya Geraldin ajak foto. Terus jadi viral seolah saya party (berpesta) keluyuran di restoran, 'digoreng' orang yang mau jatuhin. Apes banget," kata Raffi dalam pesan WhatsApp-nya kepada Dedi Mulya yang kemudian dikirim ulang oleh Dedi ke Kompas.com, Minggu (17/1/2021).

Dedi Mulyadi mengatakan, kalau melihat apa yang dijelaskan oleh Raffi Ahmad secara langsung masalah membuka masker.

Menurutnya, setiap orang yang akan makan pasti akan membuka masker dan hal itu juga bukan sebuah pesta, melainkan makan yang dihadiri orang dengan jumlah di bawah 50 orang.

"Saya setiap hari kalau lagi makan, masker dibuka. Kalau lagi di sawah sendirian juga dibuka maskernya. Kalau setiap orang membuka makser dipidana, penjara tidak akan cukup," kata Dedi.

Terkait dengan itu, Dedi pun meminta semua pihak untuk melakukan klarifikasi. Sebab, saat ini persoalan pelanggaran prokes merupakan masalah sensitif.

Baca juga: Raffi Ahmad Curhat ke Dedi Mulyadi: Berita Itu Digoreng Orang yang Mau Jatuhin, Apes Banget

 

3. Pemuda beserban dengan wajah tato ingin jadi pendakwah

Ahmad Nur Kusuma Yuda di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Ahmad Nur Kusuma Yuda di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.

Seorang pemuda dengan wajah penuh tato bernama Ahmad Nur Kusuma Yuda (21), warga Kota Semarang, Jawa Tengah, bermimpi ingin menjadi pendakwah.

Kata Yuda, proses hijrahnya tidak mudah dan penuh rintangan. Terlebih lagi, dirinya kerap kali dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.

"Pandangan pertama orang-orang di masjid mereka tadinya pada takut. Pas waktu shalat banyak dilihatin orang. Mereka pada bingung. Tapi, yang penting saya sudah niat dan berusaha. Akhirnya sekitar sebulan mereka sudah mulai terbiasa dan menerima," kata Yuda saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Meski sekarang telah memilih berhijrah, Yuda mengaku tidak berniat menghapus tatonya.

"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya. 

Tak hanya itu, ia juga ingin bertemu dengan ibunya karena sejak kecil orangtuanya sudah berpisah.

"Dari kecil tidak pernah ketemu ibu, saya ingin ketemu, tapi Allah belum mempertemukan lagi. Dengar-dengar di Kalimantan, tapi saya menunggu Allah mempertemukan," ujarnya.

Baca juga: Kisah Pemuda Beserban dengan Wajah Penuh Tato, Mimpinya Ingin Jadi Pendakwah dan Bertemu Sang Ibu

 

4. Gelombang mirip Tsunami terjang pantai di Manado

Gelombang tinggi di pantai ManadoTribunnews Gelombang tinggi di pantai Manado

Warga di wilayah pesisir pantai Manado, Sulawesi Utara, dikejutkan dengan munculnya gelombang tinggi mirip tsunami pada Minggu (17/1/2021).

Saat menerjang kawasan tersebut, gelombang setinggi 3-4 meter itu juga membawa material kerikil.

Akibat tingginya gelombang pasang tersebut air laut diketahui hingga masuk ke jalan raya dan parkiran mal.

Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan, penyebab gelombang tinggi tersebut akibat pengaruh angin kencang.

"Salah satu penyebab utama gelombang yaitu oleh pengaruh angin yang kencang. Ditambah gelombang laut yang tinggi sehingga gelombang yang datang ke bibir pantai akan lebih signifikan dan terbawa ke tepi pantai," jelas Ben saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

Pada saat terjadi gelombang tinggi itu, BMKG mencatat kecepatan angin berkisar 15-30 knot atau setara 30-60 kilometer per jam.

Baca juga: Gelombang Mirip Tsunami Terjang Pantai di Manado, Ini Kesaksian Warga dan Penjelasan BMKG

 

5. Gunung Merapi keluarkan awan panas guguran sejauh 1.000 meter

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggul Arum, Wonokerto, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (6/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mencatat pada periode pengamatan Rabu ini pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak sejauh 400 meter dari puncak.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggul Arum, Wonokerto, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (6/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mencatat pada periode pengamatan Rabu ini pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak sejauh 400 meter dari puncak.

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Senin (18/1/2021) sekitar pukul 05.43 WIB.

Awan panas guguran itu meluncur ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak sejauh 1.000 meter.

"Jarak luncur kurang lebih 1.000 meter ke arah barat daya, ke hulu Kali Krasak. Teramati tinggi kolom 50 meter di atas puncak," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, Senin.

Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 18 Januari 2021 pukul 00.00 WIB-06.00 WIB juga terpantau enam kali guguran lava pijar.

Jarak luncur tercatat maksimum 600 meter ke barat daya.

Kegempaan Gunung Merapi, untuk awan panas guguran sebanyak 1 dengan amplitudo 22 mm dan durasi 112 detik.

Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.000 Meter

 

Sumber: KOMPAS.comm (Penulis : Hamzah Arfah, Riska Farasonalia, Wijaya Kusuma | Editor : Robertus Belarminus, Khairina, Setyo Puji, Farid Asifa, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com