Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Tukar Rumahnya Rp 500 Juta dengan Tanaman Hias, Hidmat Akan Barter Lagi

Kompas.com - 18/01/2021, 07:27 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Hidmat Syamsudin, seorang pengusaha di Garut, Jawa Barat, nekat menukarkan rumahnya seharga Rp 500 juta dengan tanaman hias.

Hidmat mengaku tanaman hias itu untuk investasi dan ia juga akan menukarkan lagi rumahnya dengan tanaman serupa.

"Sekarang saja saya sedang komunikasi (barter rumah fengan tanaman) lagi dengan pengusaha di Bogor, tapi rumahnya di Magelang, jadi terlalu jauh dari Garut," kata Hidmat yang dihubungi Kompas.com via sambungan telepon, Sabtu (16/1/2021).

Hidmat mengatakan, rumah yang ditukar dengan tanaman hias itu berada di kompleks perumahan dan memang untuk dijual kembali. Hidmat sendiri sebelum menjadi pengusaha tanaman hias, sempat berbisnis properti.

Baca juga: Barter Rumah Rp 500 Juta dengan Tanaman Hias, Pengusaha di Garut Ngaku Dinyiyiri Netizen

Ia yakin modal Rp 500 juta dari rumahnya akan kembali jika berbisnis tanaman hias dilakukan via online.

Hidmat mengatakan, tanaman hias hasil barter dengan rumahnya akan dikembakan dan dijual kembali.

"Ada puluhan tanaman dari beberapa jenis yang bisa dijual langsung. Ada yang dikembangkan nanti, anaknya (tanaman hias) dijual," kata Hidmat.

Keberanian Hidmat menukar rumahnya dengan tanaman hias itu menyebar di media sosial. Sejumlah netizen tidak percaya aksi Hidmat itu dan menganggap bahwa itu hanya untuk mencari popularitas saja.

"Aneh saya dengan netizen di Indonesia. Di medsos blang saya pansos lah, pencitraan lah, saya bukan politikus, saya pengusaha asli sejak dulu," katanya.

Menurut Hidmat, baginya, bertani tanaman pangan cukup menjanjikan. Namun masalahnya memang tidak bisa dikembangkan secara besar-besaran dalam lahan yang luas seperti halnya tanaman hias karena belum pernah bertani tanaman pangan.

Baca juga: Kisah Perjuangan Pedagang Tanaman Hias di Depok hingga Dapat Barter Rumah Rp 500 Juta

Padahal, kata Hidmat, bertani tanaman hias sangat berpotensi untuk dikembangkan di Garut karena tanahnya subur.

"Sekarang lihat saja di selatan Garut, banyak yang berburu keladi, dibawa ke Garut bisa laku Rp 10.000 hingga Rp 20.000," katanya. (Penulis Ari Maulana Karang| Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com