Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2021, 05:55 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang pemuda dengan wajah penuh tato sedang duduk bersila di dalam sebuah masjid di daerah Peleburan, Kota Semarang.

Mengenakan serban putih di kepala dan gamis panjang dengan warna serupa, dia tampak tersenyum ramah.

Pemuda berusia 21 tahun itu bernama Ahmad Nur Kusuma Yuda yang karib disapa Yuda.

Sosoknya memang tampak menyeramkan dengan tato di wajah dan sekujur tubuhnya.

Namun, suaranya terdengar lembut saat berbicara dan jauh dari kesan gahar.

Baca juga: Hoaks Soal Gempa Besar Mamuju, Kepala BMKG: Seandainya Benar, Aku Sudah Lari Duluan

Sejak kecil, pemuda kelahiran Tangerang ini memang lekat dengan tato.

Semua tatonya ia dapatkan ketika dirinya memulai kisah hidupnya di jalanan.

Saat duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) di Klaten dan sekolah dasar (SD), dirinya mengenyam pendidikan agama sebagai santri di pondok pesantren.

Setelah lulus SD, dia harus berpindah melanjutkan sekolah di pesantren dakwah di Salatiga.

Namun, tak lama kemudian dia memutuskan untuk kabur lantaran tidak betah.

Ayahnya sempat mengembalikan Yuda ke pesantren itu, tetapi dirinya tidak kuat dan dipulangkan ke rumah.

Selang dua hari tinggal di rumah, lantas Yuda memulai pencarian jati dirinya dengan memilih hidup di jalan sebagai anak punk.

"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali, dan Aceh," jelas Yuda saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Yuda bertahan hidup di jalan dengan berjualan kaus sablonan di acara-acara komunitas dan mengamen. Bahkan, dia juga pernah mencoba menjadi tukang tato di Bali.

"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com