Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenda Terbatas, Puluhan Pengungsi Gempa Sulbar Terpaksa Tinggal di Kandang Ayam

Kompas.com - 17/01/2021, 21:07 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 6,2 di Sulawesi Barat (Sulbar) menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Termasuk puluhan warga di Desa Maliaya, Kabupaten Majene.

Warga di desa ini terpaksa tinggal di dalam kandang ayam yang hanya beralaskan tikar dan terpal.

Hal ini dikarenakan bantuan tenda yang dibutuhkan oleh warga masih terbatas.

"Warga yang tidak punya tenda atau kebagian tenda terpaksa nginap di situ (kandang ayam) karena tenda terbatas," ujar Kepala Desa Maliaya, Masri dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (17/1/2021).

"Jumlah tenda yg dibutuhkan masih banyak," lanjutnya.

Baca juga: UPDATE BNPB: Korban Meninggal Dunia Gempa Majene Jadi 73 Orang, 27.850 Warga Mengungsi

Masri menjelaskan, warga mengungsi di kandang ayam bersama hewan ternak lainnya.

"Karna kandang ayam ditempati pengungsi, hewan ternak diletakan di atas, pengungsi di bawah kolong," jelasnya.

Jumlah warga yang mengungsi di dalam tenda ayam beragam.

"Dalam satu kandang ayam terdapat tujuh kepala keluarga (KK), 14 KK, bahkan 30 KK, tersebar secara merata," ungkapnya.

Baca juga: Geger Penemuan Jenazah Bocah Perempuan Terbungkus Karung di Pinggir Jalan Subang

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Masri, kandang yang ditempati oleh warga sebagian milik warga sendiri.

Namun, bagi warga yang tidak memperoleh bantuan tenda atau mempunyai kandang ayam, bisa menempati kandang ayam milik warga lainnya.

"Pengungsi yang tidak punya tenda, terpaksa menginap di situ karna tenda terbatas," ujar dia.

Bantuan belum merata

Masri mengatakan, bantuan yang mereka terima belum merata. Hal ini dikarenakan bantuan datang secara bertahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com