Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah dan Ibu Tak Berhenti Menangis Sambil Peluk Peti Jenazah Putri, Korban Sriwijaya Air SJ 182

Kompas.com - 17/01/2021, 17:15 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Jenazah Putri Wahyuni (25) tiba di rumah duka di Jalan Sembilang, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (17/1/2021), pukul 12.08 WIB.

Putri adalah salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 asal Pekanbaru. Ia tewas bersama suaminya Ihsan Adhlan Hakim (23).

Namun, jenazah pasangan suami istri (pasutri) ini dimakamkan di tempat berbeda.

Putri dimakamkan di daerah asalnya di Pekanbaru. Sedangkan suaminya dimakamkan di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Baca juga: Maling Bobol Rumah Satu Keluarga Korban Sriwijaya Air, Warga: Tega, Biadab, Padahal Lagi Berduka

Kompas.com menyaksikan kedatangan jenazah Putri di rumah duka.

Jenazah Putri diberangkatkan dari Jakarta ke Pekanbaru setelah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) Mabes Polri.

Baca juga: Banjir dan Longsor Manado, 6 Orang Tewas, Salah Satunya Polisi Berpangkat Aiptu

Jenazah Putri datang dengan ambulans Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Jenazahnya sudah berada di dalam peti.

Kedatangan jenazah putri disambut dengan isak tangis keluarga. Sejumlah kerabat, saudara dan warga sudah menunggu di rumah duka.

Pihak keluarga meminta membawa sebentar peti jenazah Putri masuk ke dalam rumah.

Ayah Putri, Arizal Effendi (66), tampak tak bicara saat menyambut jenazah anaknya.

Sambil dipapah anak-anaknya, Arizal menatap sedih peti jenazah dengan mengucapkan beberapa kali kalimat 'La Ilaaha Illallah'.

Matanya terlihat merah karena menangis. Ia kemudian dibawa masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, isak tangis bersahutan. Sang ibu, Ratna, tampak tak kuasa manahan sedih kehilangan anaknya.

Tak berapa lama setelah memeluk peti jenazah putri bungsunya itu, Ratna langsung lemas tak berdaya. Ia pun sampai tumbang sejenak.

Ratna kembali bangkit dan tak hentinya menangis sambil memeluk peti jenazah anak perempuan satu-satunya dari lima orang anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com