Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Gunung Merapi, 36 Kali Guguran Lava Pijar hingga Potensi Arah Erupsi

Kompas.com - 17/01/2021, 11:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus mengupdate kondisi terkini Gunung Merapi.

Berdasar laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 17 Januari 2021, pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, BPPTKG mencatat ada 36 kali guguran lava pijar.

"Teramati guguran lava pijar 36 kali,"ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi, periode pengamatan Minggu (17/1/2021).

Lalu, muncul asap kawah berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah dengan visual gunung jelas hingga kabut 0-III.

Baca juga: Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Keluarkan 36 kali Guguran Lava Pijar

Potensi ancaman berubah

Titik api diam terlihat dari lereng Gunung Merapi Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Titik api diam terlihat dari lereng Gunung Merapi Desa Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (5/1/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengalami fase erupsi.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan, erupsi Gunung Merapi saat ini cenderung mengarah ke Barat Daya. Hal ini membuat rekomendasi juga harus disesuaikan.

Menurutnya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, awan panas, pada sektor Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedog, Sungai Krasak, Sungai Bebeng dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 Km.

"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 Km dari puncak. Jadi masih ada kemungkinan letusan eksplosif, ini biasa dalam fase erupsi," ungkapnya.

Baca juga: Erupsi Merapi Cenderung ke Barat Daya, Potensi Ancaman Bahaya Juga Bergeser

Agus Budi menambahkan, aktivitas seismik, deformasi dan gas teramati mengalami penurunan secara signifikan. Namun, kejadian guguran tinggi dominan bersumber di lokasi erupsi.

Lalu, pada pengamatan per 15 Januari 2021, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif dan potensi erupsi eksplosif menurun signifikan.

Menurutnya, dengan erupsi cenderung bersifat efusif, dan memperhatikan arah erupsi cenderung mengarah ke Barat Daya, maka potensi ancaman bahaya juga bergeser.

 

Status Siaga Level III

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggul Arum, Wonokerto, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (6/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mencatat pada periode pengamatan Rabu ini pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak sejauh 400 meter dari puncak.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Tunggul Arum, Wonokerto, Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (6/1/2021). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DI Yogyakarta mencatat pada periode pengamatan Rabu ini pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi mengalami guguran lava pijar sebanyak dua kali dengan intensitas kecil arah kali Krasak sejauh 400 meter dari puncak.

Untuk status Gunung Merapi, BPPTKG masih menetapkan Siaga (Level III). Dalam status itu, BPPTKG merekomendasikan, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan.

Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Aprillia Ika)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com