Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barter Rumah Rp 500 Juta dengan Tanaman Hias, Pengusaha di Garut Ngaku Dinyiyiri Netizen

Kompas.com - 17/01/2021, 07:38 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Langkah bisnis Hidmat Syamsudin, pengusaha tanaman hias yang baru menjalankan bisnisnya tiga tahun belakangan, mendapat nyinyiran netizen setelah dirinya berani menukarkan rumah mewah miliknya seharga Rp 500 juta dengan tanaman hias.

"Iya barter, jadi investasi," jelas Hidmat yang sebelum menjadi pengusaha tanaman hias mengaku sempat berbisnis di hidang properti, saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Sabtu (16/1/2021) siang.

Hidmat menuturkan, rumah yang ditukarkan dengan tanaman hias tersebut adalah rumah yang dibangunnya untuk dijual kembali di sebuah perumahan di Garut.

Baca juga: Kisah Perjuangan Pedagang Tanaman Hias di Depok hingga Dapat Barter Rumah Rp 500 Juta

 

Tanaman hiasnya yang didapatnya dari barter tersebut pun, rencananya juga akan dikembangkan untuk kemudian dijual kembali.

"Ada puluhan tanaman dari beberapa jenis, ada yang bisa dijual langsung ada yang dikembangkan nanti anaknya dijual," jelasnya.

Hidmat mengaku, sejak langkah bisnisnya melakukan barter rumah yang dibangunnya dengan tanaman hias tersiar di media, tidak sedikit netizen yang percaya hingga akhirnya menganggap langkahnya hanya untuk mencari popularitas saja.

"Aneh saya dengan netizen di Indonesia, di medsos bilang saya pansos lah, pencitraan lah, saya bukan politikus, saya pengusaha asli sejak dulu," katanya.

Bagi Hidmat, bertani tanaman pangan cukup menjanjikan. Namun, masalahnya memang tidak bisa dikembangkan secara besar-besaran dalam lahan yang luas seperti halnya tanaman pangan.

Dirinya pun tidak berani membandingkan keuntungan antara bertani tanaman pangan dan tanaman hias karena belum pernah bertani tanaman pangan.

"Tapi saya dengar cerita teman saya yang bertani (tanaman pangan) kasihan juga ya," katanya.

Baca juga: Video Viral Perjuangan Relawan Covid-19 di Bukit Menoreh, Gotong Peti Jenazah Lintasi Sungai, Naik Turun Bukit

Padahal, Hidmat melihat potensi bertani tanaman hias di Garut karena tanahnya subur.

Karenanya, dirinya berharap masyarakat mau mulai menanam tanaman hias. Karena perputaran  modalnya terbilang cepat.

"Sekarang lihat saja di selatan Garut, banyak yang berburu keladi, dibawa ke Garut bisa laku Rp 10 sampai Rp 20 ribu," katanya.

Soal beli tanaman mahal yang dilakukannya dengan cara barter rumah seharga Rp 500 juta, Hidmat pun meyakini bisa cepat kembali modalnya lewat berjualan tanaman hias secara online seperti yang dilakukannya.

"Sekarang saja saya sedang komunikasi (barter rumah fengan tanaman) lagi dengan pengusaha di Bogor, tapi rumahnya di Magelang, jadi terlalu jauh dari Garut," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com