Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Kalsel dan Ramai Tagar #KalselJugaIndonesia

Kompas.com - 16/01/2021, 17:18 WIB
Rachmawati

Editor

"Kami hari ini juga menetapkan status Banjarmasin sebagai tanggap darurat bencana banjir dan air pasang," ujarnya dalam video berdurasi satu menit 27 detik tersebut, dikutip dari BanjarmasinPost.

Masih dalam video tersebut, Ibnu Sina menerangkan bahwa Pemko Banjarmasin sudah melakukan beberap langkah.

"Seluruh sumber daya, emergency dan sebagainya sudah kita kerahkan, termasuk beberapa lokasi yang menjadi tempat pengungsian. Kita juga akan mendirikan dapur umum di tiap kecamatan. Paling tidak untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga cepat berlalu, tetap siaga dan waspada," tutupnya.

Baca juga: 600 Rumah Terendam Banjir, Wali Kota Banjarmasin Tetapkan Status Darurat Bencana

Genangan di Pelaihari makin dalam

Sementara itu intensitas curah hujan yang begitu tinggi terus mengguyur Kota Pelaihari dan sekitarnya sejak dini hari hingga Jumat(15/1/2021) siang.

Kondisi itu berdampak buruk terhadap jalur Atilam (Pabahanan)-Desa Kunyit Kecamatan Bajuin. Genangan di badan jalan setempat makin dalam.

Jika Jumat pagi mobil masih bisa melintas, Jumat siang sejak pukul 11.00 Wita jalan tersebut tak bisa lagi dilewati semua jenis kendaraan.

Pasalnya, genangan kian dalam hingga di atas pinggang orang dewasa. Tak cuma itu, cakupan genangan di wilayah sekitar pun meluas.

Genangan terjadi hingga simpang empat Desa Atuatu-Kunyit-Tirtajaya-Ketapang. Simpang empat ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari titik genangan yang terjadi sebelumnya.

Baca juga: Besok, Kepala Basarnas dan Panglima TNI akan Tinjau Lokasi Bencana di Kalsel dan Mamuju

Bahkan, ruas jalan dari arah Kota Pelaihari menuju simpang empat tersebut juga turut tenggelam yakni di wilayah Desa Atuatu. Jaraknya sekitar 300-an meter dari simpang empat.

"Sementara ini jalur Atilam-Kunyit tak bisa lagi dilewati karena genangan cukup dalam dan melauas,' ucap Kapolres Tala AKBP Cuncun Kurniadi melalui Kasat Lantas AKP M Taufiq Qurahman.

Dengan kondi seperti itu, akses keluar masuk ke dan dari Kota Pelaihari terputus total.

Pasalnya, jalur poros Jalan A Yani juga terputus sejak runtuhnya oprit jembatan Pabahanan, Kamis (14/1/2021) menjelang petang kemarin.

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan Tanah Laut sendiri telah membuat jembatan darurat. Namun hanya dapat dilintasi pejalan kaki.

Taufiq mengimbau masyarakat agar sementara waktu saat ini tak bepergian jauh jika tak ada kepentingan mendesak karena cuaca masih ekstrem dan akses keluar masuk ke Pelaihari pun tertutup banjir.

Baca juga: Kebanjiran, 56 Tahanan Rutan Barabai Kalsel Dievakuasi

Ribuan orang mengungsi

Ribuan orang terpaksa mengungsi akibat banjir yang disebutkan hampir merata di seluruh provinsi itu.

Banjir disebabkan karena tingginya intensitas curah hujan yang melanda wilayah Kalimantan Selatan.

Di Kabupaten Tanah Laut (Tala), hujan yang terjadi sejak beberapa hari lalu hingga Jumat (15/1/2021) menyebabkan kian parah dan meluasnya paparan banjir.

Wilayah banjir terparah di Tala yakni di Kecamatan Kurau, Bumimakmur, dan Batibati.

Dilaporkan banjir yang telah mencapai setinggi bahu orang dewasa. Karena itu, gelombang pengungsian pun melonjak drastis.

Baca juga: Gubernur Kalsel Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir

"Kemarin hingga malam tadi kami juga terlibat pengevakuasian korban banjir di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur. Sudah ribuan orang yang diungsikan ke tempat aman," ucap Marliana, anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Tala Marliana, Jumat (15/1/2021).

Ia menyebutkan, sejak beberapa hari lalu personel PMI Tala bersama semua pihak terkait bahu-membahu melakukan penanganan banjir.

Selain evakuasi, juga penyediaan makanan di dapur umum serta penyaluran bantuan berupa bahan pangan maupun pakaian layak pakai.

Ia mengatakan kondisi banjir di Kurau dan Bumimakmur sangat parah.

Baca juga: Banjir Kalsel, Simak Analisis BMKG dan Peringatan Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan

"Desa Kalibesar, Handilnegara, Handilmaluka tenggelam sudah. Maka itu evakuasi terus berlanjut," paparnya.

Menurutnya masih cukup banyak warga di dua wilayah kecamatan bertetangga itu yang meminta dievakuasi.

"Kami sangat kekurangan armada perahu untuk evakuasi. Saat ini sangat diperlukan tambahan perahu maupun armada evakuasi lainnya seperti truk atau tronton," sebutnya.

Marliana mengatakan korban banjir diungsikan ke desa-desa tetangga yang berada di daratan tinggi seperti di Desa Malukabaulin, Kecamatan Kurau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com