Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa di Majene, 2 Kecamatan Terisolir, Ada Korban yang Masih Terjebak di Bawah Reruntuhan

Kompas.com - 16/01/2021, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

"BPBD Kabupaten Majene menginformasikan belum ada laporan terkait dampak gempa yang berpusat di darat 20 km Timur Laut Majene dan berkedalaman 10 km ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.

Ribuan warga mengungsi setelah gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang dengan puluhan kali gempa susulan yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya tsunami.

Gempa merusak setidaknya lebih dari 300 rumah dan dua hotel serta meratakan rumah sakit dan kantor gubernur setempat.

Aktivitas seismik menyebabkan tiga longsor, memadamkan listrik dan merusak jembatan penting termasuk yang menghubungkan dengan kota Makassar.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5.0 Berpusat di Majene, Tidak Berpotensi Tsunami

Hujan deras juga memperparah keadaan, terutama mereka yang mencari tempat berlindung.

Sejauh ini Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

"Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan," kata Raditya Jati.

Warga Mamuju, Muhammad Ansari Iriyanto, 31, mengatakan warga panik dan mengungsi ke bukit-bukit di seputar.

"Mamuju sekarang sepi, dan semua orang mengungsi ke gunung. Banyak gedung hancur dan orang takut tsunami," katanya kepada kantor berita Reuters.

Baca juga: Bencana dan Tragedi pada Januari 2021, Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 hingga Gempa di Majene...

Warga lain, Syahir Muhammad mengatakan, "Sekarang hujan dan kami perlu bantuan."

Sementara Sukri Efendy, warga berusia 26 tahun, mengatakan, "Kami baru saja merasakan gempa susulan,"

Sampai Jumat siang, jaringan listrik dilaporkan ''masih padam dan komunikasi selular tidak stabil pada dua kabupaten tersebut''.

Korban meninggal ini dikhawatirkan akan terus bertambah, karena beberapa laporan menyebutkan kemungkinan ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang roboh.

Kantor berita AFP melaporkan, tim SAR di Mamuju sedang berupaya menolong beberapa "pasien dan staf rumah sakit yang terjebak di bawah reruntuhan rumah sakit yang roboh."

"Kami sekarang berusaha menjangkau mereka," kata Arianto, salah-seorang regu penolong, tanpa menyebutkan angka pasti orang-orang yang terjebak.

Baca juga: Gempa Susulan Bermagnitudo 5,0 Guncang Majene, Tak Berpotensi Tsunami

Seperti apa kerusakan akibat gempa?

Korban gempa Mamuju berlindung di luar rumah mereka.EPA Korban gempa Mamuju berlindung di luar rumah mereka.
Di Mamuju, menurut BNPB, gempa ini menyebabkan kerusakan parah pada Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulbar, serta RSUD Mamuju.

Sebuah bangunan mini market juga dilaporkan roboh. Jaringan listrik di wilayah itu juga dilaporkan mengalami pemadaman.

Sementara di Kabupaten Majene, gempa itu menyebabkan longsor pada tiga titik di sepanjang jalan poros Majene-Mamuju, yang menyebabkan akses jalan terputus.

Di wilayah ini dilaporkan pula setidaknya 300 unit rumah rusak, dan jaringan listrik mengalami pemadaman.

Adapun jumlah orang yang mengungsi telah mencapai setidaknya 15.000 jiwa, yang tersebar di sejumlah desa.

Baca juga: UPDATE: Hingga Sabtu Dini Hari, 189 Orang Dirawat Akibat Gempa Mamuju, 637 Orang Luka Ringan di Majene

Mereka mengungsi tersebar di sejumlah tempat, antara lain Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, serta Desa Deking.

Lainnya, mereka mengungsi di sejumlah lokasi di Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com