Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Cuaca Ekstrem di Sulut, Warga Diminta Waspada Bencana

Kompas.com - 16/01/2021, 14:15 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem melanda wilayah Sulawesi Utara dalam dua hari terakhir hingga Sabtu (16/1/2020).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, cuaca ekstrem ini berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan lain-lain.

Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle menjelaskan, ada beberapa penyebab cuaca ekstrem di Sulut.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Sulut, Air Naik ke Permukiman Warga di Sangihe

Sesuai pantauan BMKG, selain La Nina, ada beberapa fenomena cuaca yang memberikan dampak yang cukup signifikan di wilayah Sulut.

"Pertama adalah gelombang tropis aktif yang mengakibatkan pertumbuhan awan-awan hujan yang lebih signifikan. Lalu kedua, kelembapan udara yang relatif tinggi dan suhu muka laut yang hangat, sehingga mendukung suplai massa udara basah di Sulawesi Utara," kata Ben saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Video Bantuan Gempa Majene Diduga Dijarah Warga, Ini Penjelasan Polisi

Penyebab lainnya adalah adanya pertemuan angin dan perlambatan angin yang memicu hujan lebat dan potensi petir di wilayah-wilayah terbentuknya.

"Topografi tiap-tiap daerah di Sulawesi Utara juga memengaruhi karakteristik cuaca di wilayah tersebut," ujar dia.

Dia menuturkan, periode Januari-Februari, hujan untuk wilayah Sulut secara umum diperkirakan masih pada kategori menengah hingga tinggi (50 mm-200 mm/dasarian atau per minggu).

"Hal ini diakibatkan oleh gangguan-ganguan atmosfer," sebut Ben.

Baca juga: Update: 46 Orang Meninggal akibat Gempa Mamuju dan Majene

Ia menambahkan, daerah dengan tingkat potensi terjadi hujan lebat dan bencana hidrometeorologi tinggi di Sulut, yakni Minahasa, Tomohon, Minahasa Utara, Manado, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow dan sekitarnya.

Kemudian Minahasa Tenggara, Sangihe, Sitaro, serta wilayah Kotamobagu.

"Tetapi untuk wilayah lainnya juga agar tetap waspada," kata Ben.

Ben menyatakan, pihaknya akan terus memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem, baik 1-3 jam dan peringatan dini satu mingguan untuk wilayah potensi terjadi hujan lebat kepada pemangku kepentingan.

"Yang di dalamnya ada pemerintah daerah, BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan lain-lain melalui WhatsApp grup dan informasi langsung lainnya untuk mewaspai potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi," kata dia.

Ia juga mengimbau bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan tanah longsor, di bantaran sungai dan lereng bukit untuk lebih berhati-hati.

"Harus waspada dan tanggap potensi bencana hidrometeorologi, serta pantau terus informasi peringatan dini dari kami yang bisa didapat di Intagram @Infocuaca_Sulut dan Facebook BMKG Sulawesi Utara," kata Ben.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com