KOMPAS.com - Sutrisno, warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Barat, berduka atas kabar kematian putrinya yang menjadi korban gempa.
Saat ditemui di rumah duka, Sutrisno menceritakan, saat terjadi gempa susulan, Gita dan suaminya sudah lari keluar dari rumah susun, Jumat, (15/01/2021) dini hari.
Namun, saat itu ternyata Gita lupa membawa ponselnya.
"Sewaktu sudah di luar rusun. Dia lupa HP-nya. Jadi lari dia kembali masuk. Pasnya di dalam, tiba-tiba dari atas jatuh itu material bangunannya Rusun. Jatuh tepat di kepalanya," kata Sutrisno, Jumat, (15/01/2021) siang.
Baca juga: Update Bencana Longsor di Sumedang, 25 Orang Tewas hingga Kendala Pencarian Tim SAR
Sebelum itu, menurut Sutrisno, putrinya juga sempat menelepon dan menceritakan kondisi terakhirnya.
"Kemarin sewaktu gempa pertama, dia telepon saya. Dia bilang, bapak gempa di Mamuju. Jadi saya bilang hati-hati nak, jangan tinggal di dalam rumah. Lebih baik di luar dulu," ujar Sutrisno saat ditemui di rumah duka, Jumat, (15/01/2021), dilansir dari Tribunnews.
Waktu iru Sutrisno berpesan kepada Gita untuk tetap di luar rumah untuk antisipasi gempa susulan.
Sementara itu, dari penelusuran Tribunnews, setelah gempa pertama, Gita sempat menuliskan di story media sosialnya.
Gita saat itu menulis, "Malam ini cerita.y kita di lorong dlu.. Takut.y gempa Susulan."
Tampak saat itu Gita berada di lorong Rusun sedang menunggu karena khawatir gempa susulan.
Lalu, menurut Sutrisono, Gita juga sempat menelepon mamanya untuk menginformasikan kondisi terkininya, kamis, (14/01/2021) sekitar pukul 24.00 WIB.