KOMPAS.com- Sumarzen Marzuki, ayah dari kopilot Fadly Satrianto berusaha tegar ketika jenazah putranya tiba di rumah duka, Jalan Tanjung Pinang, Krembangan, Surabaya, Jumat (15/1/2021) siang.
Putra yang dicintainya gugur dalam insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Tangis pecah mengiringi kedatangan jenazah Fadly, sekitar pukul 13.42 WIB.
Baca juga: Tangis Ibunda Fadly Satrianto, Pandangi dan Peluk Foto Anaknya Korban Sriwijaya Air SJ 182
Alumnus Unair itu menjadi korban ketika dirinya menjadi ekstra kru di pesawat Sriwijaya Air.
Sebab, Fadly bekerja di Nam Air, anak perusahaan Sriwijaya Air.
Jasad Fadly teridentifikasi setelah sidik jari telunjuk kanan identik dengan sidik jarinya di KTP.
Sang ayah Sumarzen Marzuki mengatakan, putranya gugur saat menjalankan tugas.
Sumarzen berharap putranya meninggal dalam keadaan syahid.
"Gugur dalam tugas adalah salah satu amal baik, mudah-mudahan syahid," kata dia, melansir Surya.co.id.
Sumarzen juga meminta anaknya dimaafkan jika memiliki kesalahan.
"Kami mohon dimaafkan putra kami," kata dia.
Baca juga: Jenazah Teridentifikasi, Jasa Raharja Beri Santunan Rp 50 Juta kepada Keluarga Kopilot Fadly