Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Perjuangan Relawan Covid-19 di Bukit Menoreh, Gotong Peti Jenazah Lintasi Sungai, Naik Turun Bukit

Kompas.com - 15/01/2021, 17:28 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com - Tanah liat sangat licin sehabis hujan lebat di lereng bukit pada Pedukuhan Pantog Kulon, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (13/1/2021), selepas tengah hari.

Sungai Ndiro yang membelah dusun pun airnya sempat deras meski surut saat siang.

Sembilan orang berbaju hazmat biru langit, satunya putih, terlihat melintasi semua itu. Sungai diseberangi. Jalan setapak bertanah lembap dilewati. Berjibaku naik turun bukit.

Baca juga: Kisah 5 Anak Jalanan yang Bertemu Risma, Dilatih Menjadi Barista dan Perajin Sepatu Kulit

Mereka terlihat begitu hati-hati karena sambil menggotong peti mati jenazah dengan status suspect Covid-19. Semua terekam dalam video yang viral di media sosial.

Mereka sejatinya relawan pemakaman dengan protokol Covid-19 yang berasal dari warga beberapa pedukuhan di Kalurahan Banjaroyo. Mereka beraksi untuk menguburkan tetangga sendiri pada salah satu makam umum dusun.

“Kami melewati medan yang sulit. Air sungai sempat naik karena hujan pagi, beruntung siang surut. Tanah licin dan jalan sempit,” kata Ashari Hidayat (47), salah seorang relawan, saat mengawali cerita, Kamis (14/1/2021).

Makam bisa didatangi lewat jalan lain, tetapi lebih jauh. Jarak terdekat berada sekitar 200 meter dari mobil ambulans pembawa jenazah. Pemakaman biasa ini menjadi lebih berat ketika harus memenuhi protokol Covid-19, apalagi di tengah cuaca tidak mendukung karena habis hujan.

Semua serba mengutamakan safety, dari hazmat, masker, faceshield, sarung tangan, hingga penutup alas kaki. Para relawan berjuang melewati medan sambil melawan rasa gerah APD itu. Apalagi masker yang membuat bernapas rasanya tidak biasa.

Baca juga: Kisah Korban Tanah Bergerak di Ciamis, Tak Bisa Tidur dan Takut Saat Dengar Atap Rumah Berderit

Tak hanya itu, demi menantang medan yang licin, mereka tak pakai sepatu. Kaki telanjang mereka hanya dibungkus sarung yang bahannya mirip hazmat.

Ashari menceritakan, ini untuk menyiasati jalan yang sangat licin. Sepatu dirasa lebih menyulitkan.

Perjuangan mereka diwarnai berhenti berkali-kali untuk istirahat.

“Istirahatnya sampai tidak terhitung lagi,” kata Ashri.

Perjuangan memakamkan dengan protokol Covid-19 seperti ini merupakan pengalaman ketiga yang dirasakan Ashari. Semua berjalan lancar, termasuk Rabu lalu.

Suspect Covid-19

Kabar duka diterima warga Pantog Kulon, Rabu (13/1/2021) pukul 00.00. Salah seorang warga dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit dengan status suspect Covid-19. Kabar juga sampai pada Ashari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com