MAMUJU, KOMPAS.com - Sebanyak dua orang yang merupakan petugas keamanan yang terjebak di reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2, Jumat (15/1/2021) dini hari tadi, hingga kini masih belum dievakuasi.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Sulbar Darno Majid mengatakan, tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi dengan mengerahkan alat berat untuk mengangkat puing reruntuhan kantor yang berada di Kota Mamuju itu.
Namun dia menyebut kedua petugas kemanan itu masih hidup.
"Di kantor gubernur yang tertimpa sepertinya masih hidup karena masih bersuara di dalam," kata Darno saat konferensi pers, Jumat siang.
Baca juga: Korban Gempa di Mamuju Mulai Kesulitan Dapatkan Air dan Makanan
Untuk Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju yang ikut ambruk, saat ini tim relawan telah mendirikan tenda darurat untuk pasien yang dirawat.
Dia menyebut, seluruh posko dan tenda darurat yang didirikan untuk pengungsi saat ini disesuaikan dengan kemungkinan adanya gempa susulan yang berpotensi tsunami.
"Kami sudah adakan pertemuan dengan Forkopimda, Kapolda dan Danrem untuk membahas langkah-langkah yang kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya tsunami. Kita khawatir kalau gempa jangan sampai terjadi tsunami. Kita berdoa jangan sampai terjadi seperti di Palu," tutur Darno.
Darno mengimbau kepada warga untuk tidak mengungsi di daerah pegunungan untuk menghindari dampak seperti longsor.
Baca juga: Gempa Majene, 2 Kapal TNI AL Dikerahkan untuk Salurkan Bantuan
Dia juga menyarankan warga di Kabupaten Mamuju dan Majene untuk mengungsi di posko-posko tanah lapang yang telah disiapkan pemerintah.
"Kesepakatan kita titik mengungsi di Mamuju di tempatkan di stadion. Di situ aman dan tidak terjadi potensi lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan pengungsi itu," tandas dia.