MAGETAN, KOMPAS.com - Ratusan warga Desa Gebyog, Kabupaten Magetan, yang menolak bangunan Sekolah Dasar (SD) 2 Desa Gebyog dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 merupakan keputusan mereka.
Mereka setuju bagunan sekolah yang sempat mangkrak itu dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala.
Kepala Desa Gebyog Suyanto mengatakan, warga berubah pikiran setelah mendapat penjelasan dari pihak yang berwenang.
“Setelah mendapat penjelasan dari yang berwenang akhirnya warga setuju demi kemanusaian dan kepentingan yang darurat,” kata Suyanto ditemui di Balai Desa Gebyog, Jumat (15/01/2021).
Sementara itu, Kepala Sekretariat Posko Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magetan Ari Budi mengatakan, bangunan sekolah itu akan digunakan jika fasilitas khusus pasien Covid-19 tanpa gejala di Jalan Pahlawan, Magetan, kelebihan kapasitas.
Baca juga: Arumi Bachsin Tunda Divaksin agar Bisa Pantau Suami, Begini Kondisi Emil Dardak Setelah Disuntik
Saat ini, fasilitas tersebut telah menampung 37 pasien Covid-19 tanpa gejala. Sementara kapasitas fasilitas itu bisa menampung 40 pasien.
Menurutnya, Pemkab Magetan telah memperbaiki beberapa kerusakan yang terdapat di bangunan SD 02 Desa Gebyog itu.
Kini, sekolah itu juga telah dilengkapi dengan ranjang, toilet, dan pos pengamanan.
“SD ini awalnya bocor semua juga tiangnya ada yang patah kita ganti, plafonnya kita ganti, fasilitas kamar mandi kita buat 10 sekarang sudah ready,” katanya.
Sebelumnya, 130 warga Desa Gebyog menyampaikan penolakan alih fungsi gedung menjadi ruang isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.