Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekanan Darah Tinggi, Wali Kota Padang Tak Jadi Divaksin Pertama

Kompas.com - 15/01/2021, 11:40 WIB
Rahmadhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Wali Kota Padang Sumatera Barat Mahyeldi tak jadi orang pertama di vaksin di Kota Padang saat peluncuran vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Padang Pasir, Jumat (15/1/2021).

Sebelum dilakukan vaksinasi, Mahyeldi melakukan sejumlah serangkaian tahapan, seperti pengujian tekanan darah.

Tekanan darah Mahyeldi yaitu 186 per 117.

"Untuk disuntik vaksin itu ada beberapa persyaratan. Salah satunya tekanan darah tidak boleh tinggi. Makanya saya tidak disuntik vaksin, " ujar Mahyeldi kepada sejumlah wartawan, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Gubernur Sumbar Batal Divaksin karena Alasan Kesehatan, Diganti Danrem

Jangan ragu divaksin, sudah ada rekomendasi halal MUI

Mahyeldi mengimbau masyarakat tidak takut dan ragu untuk divaksin karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan BPOM sudah menggeluarkan rekomendasi halal dan aman untuk vaksin.

"Dengan adanya vaksin ini, pandemi Covid-19 ini bisa ditekan. Sehingga kondisi bisa kembali normal, " ujarnya.

Pada peluncuran vaksin Covid-19 di Kota Padang tersebut ada 14 tokoh di vaksin.

Setelah peluncuran vaksinasi ini, baru dilanjutkan vaksinasi untuk nakes.

Baca juga: Kisah Kakek Abdul, 30 Tahun Menanti Tanahnya Diganti Rugi Pemkot Padang, Putusan PK MA Seolah Tak Berarti

"Untuk launching ini khusus tokoh. Seperti wali kota, Forkopimda dan unsur tokoh agama. Sementara untuk nakes akan dilakukan pada hari Senin depan, " ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani, Jumat (15/1/2021) kepada sejumlah wartawan.

Jumlah nakes yang di vaksin di Kota Padang ada sebanyak 9.128 orang.

"Kita mendapat vaksin kurang lebih sebanyak 18 ribu lebih," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com