BANDUNG, KOMPAS.com - Universitas Padjadjaran (Unpad) berupaya keras meningkatkan produksi rapid test berbasis antigen, CePAD.
"Kapasitas produksi bulan ini 50.000 per bulan. Bulan selanjutnya bisa 100.000 per bulan, bulan ketiga bisa 300.000 per bulan," ujar ujar Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Menurut Diana, peningkatan produksi saat ini masih terbentur masa tunggu sebagian bahan baku yang masih diimpor.
"Potensi kapasitas produksi jika kapital dan bahan baku terpenuhi bisa 500.000 per bulan," tutur dia.
Baca juga: Rapid Test Antigen Produksi Unpad Cuma Rp 120.000, Ini Lokasi untuk Mendapatkan
Pihaknya berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produksi agar harga bisa diturunkan.
Dengan demikian, lebih banyak warga yang bisa mengakses rapid test antigen.
"Saat ini harga eceran tertingginya Rp 120.000," ucap Diana.
Baca juga: Ahli Epidemiologi Unpad: Vaksin Kurangi Angka Kesakitan dan Kematian
Hingga kini, CePAD baru bisa didapatkan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), RS Santosa, Labkesda, dan Klinik Unpad.
Salah seorang warga, Akbar Herlambang berharap, rapid test antigen ini bisa lebih mudah ditemui di manapun.
Sebab harga rapid test yang saat ini ada di pasaran harganya cukup tinggi.
"Kemarin saya rapid test antigen Rp 188.000. Terus ada teman habis Rp 250.000 untuk rapid test antigen. Ini sangat memberatkan," ucap dia.
Baca juga: Ini Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber kepada Ridwan Kamil
Ia berharap pemerintah ataupun Unpad bisa menekan harga ini.
Di saat kondisi pandemi seperti sekarang, masyarakat sudah sangat kesulitan terutama dalam hal ekonomi.
Menurut Akbar, setidaknya harga rapid test antigen yang rendah bisa membantu.
"Apalagi kalau bicara swab PCR Rp 900.000, ini sangat berat," kata Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.