Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Longsor Sumedang, 24 Korban Ditemukan Tewas, 16 Orang Dalam Pencarian

Kompas.com - 14/01/2021, 18:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu (9/1/2020).

Korban yang ditemukan tewas terus bertambah. Hingga Kamis (14/1/2021 ada 24 korban yang ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sementara 16 orang lainnya masih dalam pencarian.

Tiga korban terakhir yang ditemukan tewas hingga Kamia siang adalah Yayat (42), Syarif (22), dan Yusuf (13).

"Ketiga korban kami temukan di lokasi lapangan voli," ujar Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah.

"Korban hilang dalam pencarian tersisa 16 orang, sesuai dengan laporan dari masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Menko PMK Sebut Longsor Sumedang di Luar Perkiraan, Korban Tewas Jadi 24 Orang

Status tanggap darurat selama 21 hari

Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban tewas di lokasi longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021). AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban tewas di lokasi longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (13/1/2021). AAM AMINULLAH/KOMPAS.com
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau lokasi bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kamis (14/1/2021).

Ia mengatakan Pemkab Sumedang telah menetapkan status tanggap darurat selama 21 hari.

"Tanggap darurat 21 hari, kita harapkan bisa lebih cepat sehingga bisa segera masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi."

"Yang paling utama adalah melakukan pemulihan kembali lahan ini, lakukan penghijauan, dan relokasi warganya," ujar Muhadjir di Posko Utama Bencana Longsor di SMAN Cimanggung, Kamis.

Baca juga: Ahli ITB Ingatkan Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang Belum Akan Berhenti

Muhadjir mengatakan jika bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Sumedang di luar perkiraan pemerintah.

Untuk itu pihaknya akan menyiapkan lahan baru untuk relokasi warga dan pembangunan rumah menjadi tanggung jawan Kementerian PUPR.

"Saya sudah dapat laporan, pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan, tinggal nanti pembangunannya menjadi tanggung jawab PUPR," tutur Muhadjir.

Baca juga: Menteri PUPR Merasa Ngeri Lihat Perbukitan Jadi Perumahan di Sumedang

Ditanami beton

Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tewas longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (12/1/2021) malam pukul 21.05 WIB. Dok. Basarnas Bandung Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tewas longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (12/1/2021) malam pukul 21.05 WIB.
Lokasi longsor di Sumedang terjadi di Perumahan Pondok Daud yang berada di lereng Bukit Geulis yang curam.

Izin pembangunan perumahan tersebut dikeluarkan pada pada tahun 2017.

Menurut Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, longsor di wilayah tersebut menjadi bahan evaluasi agar tidak memberikan izin perumah di lokasi dengan kemiringan yang rawan.

"Kejadian ini tentunya akan menjadi bahan evaluasi bagi kami. Ke depan cut (setop) memberikan izin perumahan di lokasi dengan kemiringan yang rawan seperti ini," kata Dony.

Baca juga: Longsor Sumedang, 1.020 Jiwa Mengungsi ke Rumah Kerabat

Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Sumedang Irwansyah Putra menilai, lokasi longsor di Dusun Bojong Kondang memang tidak layak dijadikan perumahan.

Menurutnya lokasi lereng bukit Gunung Geulis yang curam ini seharuanya lebih banyak ditanam pohon.

"Lokasi ini sangat tidak layak dijadikan perumahan. Harusnya tidak dibangun beton, tapi lebih banyak dibangun pohon," ujar Irwansyah kepada sejumlah wartawan di lokasi bencana, Selasa (12/1/2021).

Baca juga: Kajian Unpad Soal Penyebab Longsor di Sumedang: Wilayah Bekas Tambang Batu, Diurug Jadi Perumahan

Irwansyah mengatakan, kalau izin perumahan di lokasi longsor sudah keluar, ia meminta Pemkab Sumedang untuk membekukannya.

"Harus dibekukan, karena dari informasi yang kami terima dari tim SAR, di atas itu ada retakan besar yang berpotensi menyebabkan longsor susulan. Tadi saya lihat melalui teropong, memang retakannya cukup besar," tutur Irwansyah.

Ia juga meminta agar warga yang berada di kaki bukit untuk segera direlokasi.

"Warga di bawah ini harusnya sudah direlokasi, karena ini lokasi sangat membahayakan, tidak layak dijadikan perumahan," sebut Irwansyah.

Baca juga: Lokasi Longsor di Sumedang Seharusnya Ditanami Pohon, tapi Malah Dibangun Beton

Wilayah bekas tambang batu

Evakuasi malam hari pada operasi SAR hari ketiga di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021) malam. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Evakuasi malam hari pada operasi SAR hari ketiga di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021) malam. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.com
Sementara itu dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dicky Muslim mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad, wilayah longsor tersebut memiliki kontur lahan yang curam.

“Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” ungkap Dicky dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Untuk itu Dicky meminta warga maupun pemerintah daerah waspada terhadap kemungkinan bencana susulan yang akan terjadi di kawasan tersebut.

Baca juga: 2 Ditemukan, Korban Hilang akibat Longsor Sumedang Tinggal 24 Orang

Menurutnya retakan-retakan yang terjadi pada beberapa tebing harus diwaspadai serta ada beberapa mitigasi jangka panjang yang bisa dilakukan.

Salah satunya dengan pengetatan izin pembangunan di kawasan tersebut perlu dilakukan dan melakukan penanaman pohon keras pada tebing yang berpotensi longsor untuk pencegahan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aam Aminullah, Reni Susanti | Editor: Farid Assifa, Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com