Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Epidemiologi Unpad: Vaksin Kurangi Angka Kesakitan dan Kematian

Kompas.com - 14/01/2021, 13:55 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) memastikan bahwa vaksin dapat mengurangi angka kesakitan atau kematian akibat Covid-19 dalam waktu cepat.

Sementara untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun.

“Yang pasti, paling cepat adalah vaksin dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian,” ujar ahli epidemiologi Unpad Panji Fortuna Hadisoemarto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Gaya Santai Ridwan Kamil, Bahas Efek Samping hingga Hoaks soal Vaksin

Dengan angka kesakitan yang berkurang, diharapkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat tetap terjaga di level aman.

Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di kabupaten/kota sudah di atas 80 persen atau dalam level kritis.

Jika angka kesakitan berkurang, maka pasien yang dirawat pun berkurang sehingga bed occupancy rate (BOR) tidak akan pernah penuh.

Menurut Panji, ada pandangan keliru di masyarakat bahwa vaksin dapat membentuk kekebalan kelompok dalam waktu cepat.

Lebih keliru lagi, vaksin disamakan dengan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Covid-19.

“Kekebalan kelompok paling tidak butuh waktu setahun dari sekarang, karena harus mencakup 70 persen penduduk,” sebut dia.

Baca juga: Ini Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber kepada Ridwan Kamil

Kekebalan kelompok, menurut Panji, tergantung dari tiga keadaan.

Pertama, seberapa tinggi penularan setelah vaksinasi.

“Vaksin dapat mencegah sakit, tapi tidak mencegah penularan. Kalau penularan (masif) terjadi, herd immunity tidak akan terjadi,” kata dia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, efikasi vaksin Sinovac 65,3 persen.

Menurut Panji, efikasi beda dengan efektivitas, karena efikasi diukur pada tingkat uji klinis.

Dalam kenyataannya, jika seseorang punya penyakit penyerta (komorbid) sangat mungkin efikasi 65,3 persen tidak tercapai.

“Mungkin lebih rendah, tidak mungkin lebih tinggi. Tapi yang diharapkan tidak akan menurun terlalu jauh,” kata dia.

Baca juga: Gubernur Banten: Kalau Menolak Vaksin, Memang Mau Terus Kondisi Begini?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com