Kejadian longsor di Sumedang ini menurutnya terjadi karena proses gelinciran (sliding) pada bagian atas hingga proses aliran (flowing) di bagian tengah dan bawah sistem longsoran.
"Kejadian longsoran yang diikuti oleh proses aliran lumpur atau bahkan aliran bahan rombakan umumnya menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan,” katanya.
Berdasarkan pengamatan dan analisis Imam Sadisun, area longsoran Cimanggung ini berawal dari bagian tengah sistem lereng yang ada.
Tempat inilah awal terganggunya kesetimbangan atau kestabilan lerengnya ditambah dengan terjadinya hujan lebat.
Selain itu, lahan di area tersebut pun banyak yang dibuka untuk area perumahan, baik di atas lereng, tengah hingga bagian bawahnya.
"Kenaikan tekanan pori dan berat isi material pembentuk lereng oleh infiltrasi air hujan, telah memberikan kontribusi yang sangat berarti pada proses terbentuknya longsoran ini," kata Imam.
Terkait akan bahaya longsoran susulan, Imam mengusulkan agar pemerintah segera melakukan upaya penanganan.
Hal itu bisa dilakukan dengan cara penataan dari atas tebing mulai dari stabilisasi lereng tersebut dengan melakukan perkuatan material pembentuk lereng atau pemberian struktur penahan lereng secara bertahap hingga pengaturan drainase permukaan dan bawah permukaan dengan baik.
"Atau jika tidak dilakukan penataan ulang kawasan, bisa dengan cara merelokasi masyarakat yang ada di sekitar lokasi longsor ke tempat aman," ucapnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar pihak terkait pun memperhatikan UU Penataan Ruang dan Lahan di kawasan rawan longsor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.