BANDUNG, KOMPAS.com - Tim KK Geologi Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB telah meninjau lokasi terjadinya longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada 12 Januari 2020.
Ahli di bidang longsoran tanah dan geologi teknik ITB, Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun mengingatkan akan bahaya longsor susulan.
Tim nya menemukan rekahan lain dengan jarak 7 meter dari lokasi kejadian di bagian atas lereng dekat ke jalan.
Dari rekahan yang ditemukan perlu menjadi kewaspadaan akan bahaya longsoran susulan.
Baca juga: Menteri PUPR Merasa Ngeri Lihat Perbukitan Jadi Perumahan di Sumedang
"Kita melihat longsoran susulan ini belum berhenti. Tim ITB ke sana retakan itu ternyata masih ada sampai ke jalan di perumahan yang ada di atas dan paling jauh jaraknya 7 meter, nah ini suatu saat bisa jadi meluncur lagi (longsor)" ujar Imam dalam keterangannya, Kamis (14/1/2020).
Menurutnya, longsor di Cimanggung tak hanya sekali terjadi. Berdasarkan saksi di lokasi, setidaknya empat kali longsor pernah terjadi.
"Dari berbagai dokumentasi foto dan video, dapat diamati dengan jelas bahwa longsoran susulan cenderung berkembang manuju arah gawir utama atau mahkotanya,” ujarnya.
Baca juga: Lokasi Longsor di Sumedang Seharusnya Ditanami Pohon, tapi Malah Dibangun Beton
Berdasarkan peta geologi, lanjut Imam, lokasi longsor masuk zona merah dan kuning yang berarti potensi longsor tinggi dan sangat tinggi.
Apalagi longsoran yang terjadi pada Sabtu (9/1/2021) bukan longsoran biasa, namun bisa dikatakan sebagai longsoran kompleks.
"Sehingga untuk perumahan dan permukiman peruntukkannya sangat terbatas," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.