Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Tirta Setelah Divaksin: Enggak Bengkak, Enggak Pingsan, Tetap Ngegas

Kompas.com - 14/01/2021, 13:10 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Dokter Tirta Mandira Huda menerima vaksinasi tahap pertama di Kabupaten Sleman. Vaksinasi ini dilakukan di Puskesmas Ngemplak 2.

"Saya lebih melihatnya pada proses vaksinasi kepada saya," ujar dokter Tirta Mandira Huda usai menerima vaksinasi di Puskesmas Ngemplak 2, Sleman, Kamis (14/01/2021).

Tirta menyampaikan melihat proses vaksinasi karena ada anggapan vaksin yang diterima tokoh-tokoh berbeda. Padahal dari apa yang dilihat dan dialaminya vaksinya sama.

Baca juga: Alasan Dinkes Sleman Pilih Dokter Tirta Jadi Penerima Vaksin Tahap Pertama

"Yang diterima Pak Bupati, Pak Kapolres, Pak Dandim semua sama, terbukti sama semua. Jadi mari kita jauhi hoaks," tegasnya.

Menurutnya, vaksin Sinovac ini tingkat keamananya tinggi, sehingga tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan vaksin ini.

Terlebih lagi vaksinasi ini gratis untuk masyarakat.

"Sinovac ini safety-nya tinggi ya. Faktor risiko kalau kita terkena Covid kalau kita menjadi berat itu tiga kali lebih rendah. Dan ini gratis untuk semua rakyat," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Banten: Kalau Menolak Vaksin, Memang Mau Terus Kondisi Begini?

Harapannya jika 70 persen rakyat Indonesia sudah menerima vaksin, maka bisa hidup kembali normal.

Namun untuk sampai 70 persen membutuhkan proses yang tidak sebentar.

Sebab satu orang tidak cukup hanya sekali vaksin, tapi harus mendapatkan dua kali.

"Jadi setelah vaksin dua minggu lagi saya kembali lagi ke Sleman divaksin lagi. Jadi selama dua minggu saya tidak boleh seolah-olah merasa menang, tetap harus jaga protokol," tandasnya.

Baca juga: Jadi Penerima Vaksin Covid-19 Perdana, Pedagang Sayur: Semoga Pandemi Cepat Berlalu

Diakuinya setelah menerima vaksin dia tidak merasakan efek samping apa pun.

"Saya enngak ada apa-apa, enngak bengkak, enggak pingsan dan masih hidup. Tetap ngegas," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com