Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukun Palsu Cabuli Siswi SMA 13 Kali, Terbongkar Saat Minta Rp 3 Juta

Kompas.com - 13/01/2021, 22:38 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com - Seorang dukun palsu di Blitar, Jawa Timur, berinisial NH (43) dibekuk setelah ketahuan mencabuli siswi SMA berinisial As (17).

NH mempelajari pengetahuan pengobatan di media sosial (medsos).

Tabib palsu yang juga warga Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar itu ditangkap petugas Polres Blitar, Senin (11/1/2021) lalu, setelah dilaporkan korban.

As yang merupakan pelajar asal Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, itu beberapa kali dikerjai pelaku saat pengobatan.

"Pelaku sudah diamankan di rumahnya, Senin (11/1/2021) pagi. Itu setelah dilaporkan orangtua korban kalau anaknya menjadi korban nafsu bejat si dukun itu," kata Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, seperti dilansir dari Surya.co.id, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Daftar yang Akan Disuntik Vaksin di Gedung Grahadi Besok, Ada Emil Dardak, Arumi Bachsin hingga Crazy Rich Surabaya

Berdasarkan keterangan dari pelaku dan orangtua korban, pada 2019 lalu korban yang masih duduk di kelas 2 SMA, awalnya bermaksud mengobati penyakit kista yang dideritanya.

Orangtua korban diberi tahu temannya kalau ada tabib yang bisa mengobati berbagai penyakit. Tabib itu NH yang sebenarnya seorang pengangguran.

"Pertama kali korban dibawa ke rumah pelaku itu awal tahun 2019. Saat itu korban diantarkan ibunya," kata Leo.

Saat itu, pelaku menyuruh gadis itu masuk ke kamar dan ibunya disuruh menunggu di ruang tamu rumah pelaku. Pelaku menyuruh korban melepas pakaian.

"Alasannya, itu untuk melihat seberapa parah penyakit kista yang diderita korban. Karena alasannya itu, korban tidak curiga dan menurut," papar dia.

Ternyata pelaku pria hidung belang meski sudah beristri dan punya dua orang anak.

Begitu melihat korban sudah melepas semua pakaiannya, pelaku mulai meraba-raba bagian terlarang, lagi-lagi dengan alasan mendeteksi penyakit korban.

 

"Korban sudah berontak namun pelaku membohonginya kalau yang ia lakukan adalah untuk kesembuhan penyakit korban. Akhirnya korban tak berdaya," tambah kapolres.

Perbuatan pelaku dilakukan berulang dengan dalih pengobatan. Terhitung sudah 13 kali ia membawa anak gadisnya ke rumah pelaku.

Orangtua korban tidak menyadari, selama itu pula anaknya diperlakukan tidak senonoh saat di dalam kamar.

"Puncaknya, pada 14 Nopember 2020 lalu, pelaku meminta uang Rp 3 juta pada orangtua korban. Alasannya buat biaya pengobatan dan USG (ultrasonografi), sehingga membuat ibu korban curiga," papar dia.

Meski curiga, namun permintaan pelaku tetap dituruti. Saat itu juga, ibunya menyerahkan uang Rp 3 juta.

Baca juga: Pria Ini Cabuli Putri Kandung, Dilakukan Saat Istri Tertidur

Namun, sang ibu kemudian bertanya pada anaknya soal cara pelaku mengobatinya.

Akhirnya korban pun mengungkapkan perbuatan bejat pelaku, bahwa setiap kali berobat korban dicabuli.

"Mendengar cerita anaknya, orangtunya tidak terima. Apalagi selama hampir setahun penyakitnya tidak juga sembuh," papar dia.

Sementara, NH mengakui bukan tabib atau orang yang bisa mengobati penyakit sebagaimana yang diyakini korbannya.

Itu hanya modus agar mendapatkan mangsa, yang bisa dijadikan pemuas nafsu bejatnya.

"Saya enggak bisa apa-apa dan belajar mengobati penyakit itu dari medsos. Ketika mendapat pasien dengan keluhan terkena kista, saya kasih minum air putih dan diam-diam saya beri larutan suplemen. Itu saya ketahui dari membaca medsos," ujar pelaku.

----------------------

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul, "Tabib Palsu di Blitar Belajar Pengobatan dari Medsos, Kerjai Siswi SMA di Praktik Pertama" (SURYA.CO.ID/IMAM TAUFIQ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com