Kekecewaannya kian memuncak karena hingga hari ketiga belas, banjir yang melanda tempat tinggalnya tidak kunjung surut.
"(Banjir) sudah terlalu lama. Dibandingkan tahun lalu enggak sampai seperti ini," ujar pria yang memakai kaos biru dengan kombinasi putih tersebut.
Mundjidah mengakui, banjir yang melanda dusun itu lebih parah dari tahun sebelumnya. Banjir ini juga lebih lama surut.
Menurut Mundjidah, hal itu dipengaruhi tingginya curah hujan akibat fenomena La Nina.
Baca juga: Keluarga Penumpang Sriwijaya Air yang Pakai KTP Orang Lain: Keduanya Mau Menikah, tetapi...
Selain itu, tumpukan sampah yang menhambat aliran sungai Avur Watudakon ke Dam Sipon juga berpengaruh, sehingga air sungai meluber ke perkampungan warga.
"Problemnya memang setiap tahun, namun tahun ini lebih besar dan lebih lama. Saya pantau makin naik airnya karena (faktor) hujan (terjadi) setiap hari," ujar Mundjidah saat meninjau lokasi banjir, Rabu.
Pemkab Jombang telah berupaya untuk mempercepat banjir surut. Salah satunya dengan membersihkan sampah yang menghambat laju aliran air di sungai.
"Kita sudah lakukan bersama-sama BBWS, PUPR Kabupaten dan Kabupaten Mojokerto untuk mengatasi hal ini. Kami upaya mendatangkan alat untuk mengeruk sampah yang ada di Dam Sipon, sehingga airnya bisa lancar," kata Mundjidah menjelaskan rencana penanganan banjir.