Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecahkan Kaca Masjid Saat Dengar Suara Gemuruh Longsoran, Kapolres Sumedang: Orang-orang Jatuh dan Bertindihan

Kompas.com - 12/01/2021, 07:58 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Longsor susulan yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang mengejutkan banyak orang.

Warga, relawan, petugas kepolisian, Basarnas, Tagana, hingga wartawan yang berada di lokasi pun berlariaan menyelamatkan diri saat tahu keselamatan mereka terancam.

Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menuturkan bagaimana insiden menegangkan dan hampir merenggut nyawanya itu terjadi.

Baca juga: Kado yang Tak Pernah Sampai dari Penumpang Sriwijaya Air untuk Sang Suami

Datang untuk mengevakuasi

Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tewas longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (12/1/2021) malam pukul 21.05 WIB. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tewas longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Senin (12/1/2021) malam pukul 21.05 WIB. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.com
Eko saat itu tiba di lokasi untuk melakukan pengamanan dan melakukan proses evakuasi, Sabtu (9/1/2021) pukul 18.45 WIB.

"Saya tiba (di lokasi longsor) sekitar 18.45, lalu saya cek lokasi longsor pertama. Hasil pemantauan saat itu, 18 unit rumah tersapu longsor dan dua unit rumah saat itu tengah ada penghuninya dengan masing-masing rumah ada empat jiwa," tutur Eko kepada Kompas.com berbagi kisah yang dialaminya di Posko Utama di SMAN Cimanggung, Minggu (10/1/2021).

Dia pun menuju posko yang berada di Masjid An-Nur yang berada 150 meter dari titik longsor pertama.

Ada sekitar 30 orang yang berada di posko tersebut.

Ketika itu, petugas tengah merencanakan proses evakuasi hingga mendata para penghuni di lokasi.

Tanpa mereka sadari, bencana longsor susulan tengah mengintai.

Baca juga: Cerita Kapolres Sumedang, Lolos dari Longsor Susulan berkat Kokohnya Masjid, Aksinya Pecahkan Jendela Selamatkan 4 Nyawa

 

Evakuasi malam hari pada operasi SAR hari ketiga di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021) malam. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Evakuasi malam hari pada operasi SAR hari ketiga di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat, Senin (11/1/2021) malam. Dok. Basarnas Bandung/KOMPAS.com
Longsor susulan datang

Secara mengagetkan, suara gemuruh disertai getaran tanah dirasakan semua orang yang berada di posko.

Hal itu sontak membuat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.

Eko menuturkan, saat itu banyaknya warga yang berdesakan.

"Semua berlarian ke segala arah, saya termasuk yang paling terlambat lari karena ke dalam masjid pintu sudah berebutan untuk masuk, menyusuri setapak masjid dan sudah penuh orang, mereka jatuh, dan saling bertindihan," ujar Eko.

Akhirnya Eko dengan sigap memecahkan jendela masjid untuk bisa masuk ke dalam, diikuti para jurnalis televisi dan warga.

Beruntung dirinya tak terlambat menyelamatkan diri, sebab posko yang mereka tempati sudah tertimbun longsor.

"Tempat yang tadi kami gunakan sebagai tempat untuk mematangkan rencana evakuasi itu tertimbun material tanah, listrik yang tadinya menyala kemudian padam. Situasi jadi gelap ditambah debu yang membuat pandangan menjadi tidak jelas," sebut Eko.

Baca juga: Sederet Kisah Penantian Keluarga Penumpang dan Awak Sriwijaya Air SJ 182

Beberapa orang meninggal

Ambulance yang disiagakan rusak berat akibat longsor susulan di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021) malam. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Ambulance yang disiagakan rusak berat akibat longsor susulan di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021) malam. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com
Usai kejadian, dirinya menyadari banyak orang lainnya yang berlari menyelamatkan diri menuju arah lain.

Nahas, orang-orang tersebut menjadi korban meninggal dalam longsor susulan itu.

"Mereka yang tadinya berdiri di sebelah saya meninggal tergulung tanah, karena memilih lari menyusuri setapak masjid yang tiba-tiba dijatuhi material longsor dalam jumlah besar dan terjepit di antara motor-motor dan dua mobil yang saat itu terparkir dan mempersempit jalan setapak masjid tersebut. Semua tidak sempat teriak atau mengaduh, situasi hanya berubah jadi gelap dan hening tanpa teriakan apa pun," kata Eko.

Dia menuturkan kejadian tersebut berlangsung dalam hitungan detik.

Mereka yang selamat ke dalam masjid segera keluar karena khawatir masjid ikut roboh.

"Pasca-longsor susulan singkat yang hanya 10 detik sampai 20 detik ini, kami semua keluar dari masjid dan melihat kondisi sekitar yang berubah menjadi puing dengan dipenuhi tumpukan material tanah," ujar Eko.

Dia menggambarkan dua kali longsor ini seperti membentuk huruf L.

Baca juga: Dijebloskan oleh Anak Kandungnya ke Penjara, Ibu: Wajahnya Kena Kuku Saya

 

Ilustrasi videoShutterstock Ilustrasi video
Terekam video

Kejadian tersebut pun terekam dalam sebuah video hingga viral di media sosial.

Detik-detik longsor susulan direkam oleh anggota Humas Polres Sumedang.

Dalam video itu, tampak pula Kapolres yang berada di lokasi.

"(Di video) kalau lihat lengan dan jas hujan warna kuning cerah itu saya dan itu suara saya. Posisi papan tulis itu ada di dekat jendela yang saya pecahkan, yang banyak timbunan material," ujar Eko.

Baca juga: Kisah Ibu Dilaporkan oleh Anak ke Polisi, Bertengkar Soal Pakaian dan Terancam 5 Tahun Penjara

Kehendak Tuhan

Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terjadi pada Sabtu (9/1/2021). Dua kali longsor terjadi, yaitu pada pukul 16.00 WIB dan sekitar pukul 19.30 WIB. Dokumentasi BPBD Sumedang Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terjadi pada Sabtu (9/1/2021). Dua kali longsor terjadi, yaitu pada pukul 16.00 WIB dan sekitar pukul 19.30 WIB.
Kapolres mengaku bersyukur masih diberi kesempatan hidup oleh Yang Maha Kuasa.

"Masjid itu tadinya mirip posko ketika saya pertama kali tiba. Kehendak Allah yang menentukan siapa yang selamat dan tidak saat itu. Ini menjadi rahasia Allah mengenai usia seseorang. Saat itu saya hanya berpikir ingin ajal di dalam masjid, sehingga jenazah saya akan ketemu jika dievakuasi," kata Eko.

Hingga Minggu, terdata ada 13 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu.

Kemudian ada 3 orang luka berat, 22 luka ringan, dan 27 orang lainnya masih dalam pencarian.

Baca juga: Cerita Pilu Nenek Darwati, Andalkan Hidup dari Cari Kangkung, Nama Dicoret dari Penerima Bansos Kemensos

 

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Cerita jurnalis hampir jadi korban

Ada empat orang jurnalis televisi nasional yang saat itu bersama Kapolres Sumedang.

Salah satunya jurnalis Metro TV Husni Nursyaf yang mengaku tidak menyangka mengalami kejadian itu.

"Tidak ada yang menyangka akan terjadi longsor susulan. Sebelumnya kami mengambil gambar di lokasi longsoran pertama bersama kapolres dan yang lainnya. Lalu ke sekitar masjid, karena di sana banyak keluarga yang sedang mencari tahu keberadaan anggota keluarganya," ujar Husni kepada Kompas.com, Minggu malam.

Menurutnya, suasana saat itu sangat panik karena semua orang sibuk menyelamatkan diri dalam hitungan detik.

"Kalau saya dan tiga teman lainnya tidak lari mengikuti arah Kapolres, mungkin saya sudah mati. Karena begitu loncat dan masuk ke dalam masjid pun pandangan mata saya sudah gelap. Dalam hati saya, mungkin saya mati sekarang di sini," tutur Husni.

Dia mengaku mengalami bengkak pada bagian betisnya, meskiput saat kejadian belum terasa.

"Setelah beberapa saat mulai kerasa sakit, saat dilihat kaki saya sudah bengkak seperti sekarang," kata Sekretaris IJTI Sumedang-Majalengka ini mengenang kejadian.

Tiga orang jurnalis lain yang mengalami kejadian serupa ialah Lutfi Setia Rafsanjani dari TVOne, Dony Irwandi dari TVRI, dan Yanuar Aditya dari Trans7.

Mereka mengalami luka-luka ringan.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Sumedang, Aam Aminullah | Editor : Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com