Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Banjir di Pamekasan, Melanda 5 Kelurahan dan Banyak Warga Kelaparan

Kompas.com - 12/01/2021, 06:11 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada Senin (11/1/2021) siang menyebabkan ratusan rumah warga terendam banjir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, banjir tersebut sedikitnya melanda lima kelurahan, yaitu Kelurahan Kowel, Gladak Anyar, Parteker, Barurambat Kota dan Kelurahan Jungcangcang.

Banjir juga diketahui merusak jembatan penghubung antara Kelurahan Gladak Anyar dan Desa Larangan Badung.

Meski tidak ada laporan korban jiwa dalam musibah itu, namun tak sedikit warga terdampak yang mengeluh kelaparan.

Sebab, hingga Senin malam diketahui belum ada bantuan makanan dari pemerintah yang datang.

Baca juga: Korban Banjir di Pamekasan Kelaparan

Tidak ada peringatan

Hadiri, warga Kelurahan Gladak Anyar mengatakan, sebelum banjir datang itu hujan deras terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Tak berselang lama, sungai di dalam kota meluap dan merendam sejumlah rumah warga.

"Banjir kali ini kiriman dari utara dan derasnya hujan di kawasan kota. Sungainya tidak bisa menampung air hingga ketinggian air 1 meter lebih," ujar Hadiri, kepada Kompas.com.

Dalam musibah itu, pihaknya menyayangkan kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dalam menghadapi banjir.

Sebab, tidak ada peringatan yang diberikan kepada warga. Akibatnya, saat banjir meluap warga kesulitan untuk melakukan evakuasi mandiri.

"Banyak barang-barang warga yang tidak diselamatkan, seperti beras, alat masak, tempat tidur dan kendaraan," imbuh Hadiri.

Baca juga: Banjir di Pamekasan Rusak Jembatan Penghubung 2 Kelurahan

Warga kelaparan

Anisatul, warga Kelurahan Gladak Anyar Jalan Sersan Mesrul Gang 3 Kecamatan Kota Pamekasan mengatakan, banyak warga korban banjir di daerahnya yang saat ini kelaparan.

Sebab, sejak diterjang banjir pada Senin siang, belum ada bantuan makanan dari pemerintah yang datang.

Saat banjir melanda itu, dikatakan dia, fokus warga adalah menyelamatkan diri dan mengevakuasi barang dari dalam rumah.

"Karena yang utama menyelamatkan diri dan barang-barang berharga terlebih dahulu seperti motor takut terendam," ujar Anisatul, saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (11/1/2021) malam.

Senada juga disampaikan warga lainnya, Hozaimah. Menurutnya, kondisi warga sangat memprihatinkan karena banyak yang kelaparan.

Sebab, setelah seharian berjibaku melakukan evakuasi mandiri itu belum ada bantuan makanan yang datang.

Baca juga: Detik-detik Longsor Susulan di Sumedang, Kapolres Selamat Setelah Berlindung di Masjid

Penjelasan BPBD

Kepala Pelaksana BPBD Pamekasan, Akmalul Firdaus mengatakan, saat ini petugas sudah dikerahkan ke lapangan untuk membantu warga melakukan evakuasi.

Sebab, banjir yang melanda kali ini dianggap paling besar jika dibanding peristiwa sebelumnya.

Adapun banjir paling parah terjadi di Kelurahan Gladak Anyar. Sebab, di kawasan itu banyak rumah warga yang terendam.

Terkait dengan keluhan warga mengenai lambannya bantuan yang diberikan, dijelaskan dia, karena jumlah petugas dan relawan yang terbatas.

Sehingga upaya bantuan yang diberikan menjadi tidak maksimal.

Namun demikian, untuk bantuan makanan dipastikan sudah disiapkan petugas dan saat ini dalam proses penyaluran.

"Bantuan makanan sudah berjalan ke kelurahan dan desa yang terendam banjir. Tinggal menunggu giliran dan waktu," ungkap Akmalul.

Baca juga: Fakta Bencana Longsor di Sumedang, Danramil dan Kasi BPBD Tewas Tertimbun Saat Bantu Evakuasi Warga

Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com