Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Video Call" Terakhir Korban Sriwijaya Air SJ 182: Jaga Kesehatan, Bu...

Kompas.com - 11/01/2021, 21:58 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Panggilan video (video call) terakhir dari sang suami membekas di ingatan Kholifah (32), warga Tiyuh (desa) Toto Makmur, Tulang Bawang Barat.

"Belum berangkat (take off), masih delay. Jaga kesehatan ya, Bu," demikian percakapan terakhir Kholifah dengan sang suami, Sugiono Effendi (35), yang menjadi penumpang pesawat nahas Sriwijaya Air SJ 182 pada hari kejadian tersebut.

Kenangan itu diungkapkannya kepada Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni di kediamannya, Senin (11/1/2021) siang.

Baca juga: 3 Warga Lampung Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182, Polisi Ambil Sampel DNA Orangtua Korban

Video call itu terjadi sekitar 10 menit sebelum pesawat tujuan Pontianak itu lepas landas pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.

"Video call cuma bilang pesawatnya delay, sudah itu nggak bisa dihubungi lagi," kata Kholifah.

Kholifah masih berharap tidak terjadi apa-apa kepada sang suami. Namun, dia menyerahkan seluruhnya pada takdir dari Yang Maha Kuasa.

Menurut Kholifah, suaminya memang bekerja di Pontianak sebagai buruh bangunan. Sugiono pulang untuk mencari tambahan tenaga kerja di sana.

Selama di Lampung pada pekan kemarin, Sugiono mengajak Pipit Piyono (25) dan Yohanes (27), tetangga satu kampung untuk diajak bekerja di Pontianak.

Sementara itu, Ketua Tim Trauma Healing Biro SDM Polda Lampung, AKBP Yuni mengungkapkan, kehadiran tim psikolog untuk membantu keluarga korban mengatasi kecemasan di tengah masa menunggu kepastian atas kecelakaan tersebut.

"Mereka (keluarga korban) sudah pasti dilanda kecemasan, menunggu kepastian kabar dari anggota keluarga mereka itu," kata Yuni.

Upaya pendampingan ini, kata Yuni, adalah untuk membantu melewati masa krisis di kejiwaan keluarga korban.

"Apalagi saat ini di masa pandemi. Harapan kami, kecemasan ini tidak menurunkan imun mereka," kata Yuni.

Baca juga: Pulang ke Jakarta Sambut Kelahiran Anaknya, Angga Sempat Video Call Orangtua Sebelum Terbang

Yuni menambahkan, pendampingan psikologis yang diterapkan yakni membiarkan keluarga meluapkan emosinya agar tidak ada perasaan yang menjanggal.

"Mereka butuh teman bicara, seorang pendengar yang baik, tim psikolog kami memposisikan diri seperti itu untuk awalnya," kata Yuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com