Ia menjelaskan, terdapat pilot dan kru yang hendak bertugas bersama anaknya di dalam pesawat itu.
Meski begitu, Sumarzen mengaku tak tahu rute penerbangan yang akan dilakukan anaknya itu.
"Tujuannya ke mana, saya tidak tahu," kata dia.
Saat kecelakaan terjadi, Fadly berusia 28 tahun dan masih lajang. Menurut Sumarzen, Fadly menempuh sekolah penerbangan setelah mendapat gelar sarjana hukum dari Universitas Airlangga Surabaya.
Alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Surabaya itu langsung bekerja di maskapai penerbangan Nam Air setelah lulus dari serangkaian sekolah penerbangan yang dijalaninya selama tiga tahun terakhir.
"Menjadi pilot adalah cita-citanya sejak kecil," ucap Sumarzen.
Satu per satu kerabat tampak mendatangi rumah Sumarzen untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang dialami putranya.
Mantan pejabat di perusahaan badan usaha milik negara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ini terlihat tegar sembari menerima tamu-tamu yang terus berdatangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.