Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sumedang: Lokasi Longsor di Perumahan Pondok Daud Gembur dan Labil, Pemkab Akan Evaluasi Izin Perumahan di Lereng Gunung

Kompas.com - 11/01/2021, 07:09 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Perumahan Pondok Daud di Dusun Bojong Kondang RT 03/10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berada di tanah gembur dan labil.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, longsor tebing setinggi 20 meter dengan lebar lebih dari 40 meter ini dipicu hujan deras yang terjadi selama beberapa jam, sejak Sabtu (9/1/2021) siang.

"Dari informasi yang kami terima, longsor dipicu hujan yang terjadi selama beberapa jam. Lokasi ini juga tanahnya gembur dan labil," ujar Dony kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Minggu (10/1/2021).

Baca juga: Tragedi Longsor Susulan di Sumedang, Anggota SAR Turut Jadi Korban, Baru 5 yang Ditemukan

Perumahan Pondok Daud di lereng Gunung Geulis

Dony menuturkan, izin perumahan Pondok Daud yang berada di lereng Gunung Geulis ini dibuat pada tahun 2017.

Meski begitu, kata Dony, bencana longsor ini menjadi tanggungjawab Pemkab Sumedang saat ini.

"Kejadian ini tentunya akan menjadi bahan evaluasi bagi kami. Ke depan cut (Stop) memberikan izin perumahan di lokasi dengan kemiringan yang rawan seperti ini," tutur Dony.

Dony menyebutkan, untuk menghindari terjadinya longsor susulan, seluruh warga dievakuasi ke tempat lebih aman.

Baca juga: Fakta Bencana Longsor di Sumedang, Danramil dan Kasi BPBD Tewas Tertimbun Saat Bantu Evakuasi Warga

Upaya relokasi warga

"Warga sudah dievakuasi ke tempat lebih aman. Kami dirikan posko penampungan dan dapur umum di SMAN Cimanggung," sebut Dony.

Dony mengatakan, Pemkab Sumedang akan melakukan kajian lebih jauh terkait kondisi tanah di lokasi longsor.

"Dimungkinkan akan kami relokasi ke tempat lebih aman jika memang di lokasi ini tidak layak dijadikan perumahan. Untuk saat ini kami fokus evakuasi dan membantu warga yang masih ada di sekitar lokasi untuk mengungsi ke tempat penampungan sementara," tutur Dony.

 

Ada retakan besar, bisa jadi longsor susulan

Sementara itu, hingga Minggu (10/1/2021) pagi pukul 09.00 WIB, baru 15 orang yang berhasil ditemukan dari reruntuhan material longsor.

Dari total tersebut, sebanyak 12 orang ditemukan meninggal dunia dan 3 lainnya dalam kondisi luka parah.

Tim SAR gabungan yang dikomandoi Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah masih terus berupaya melakukan evakuasi korban tertimbun longsor.

Sebelumnya, Deden mengatakan, ada retakan cukup besar di atas bukit yang dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya longsor susulan.

"Tim kami menemukan adanya retakan cukup besar di atas bukit. Sehingga proses evakuasi memerlukan kehatian-kehatian. Kami terus upayakan evakuasi korban semaksimal mungkin," ujar Deden kepada Kompas.com di lokasi kejadian.

Longsor susulan telan korban jiwa

Diketahui sebelumnya, longsor tebing setinggi 20 meter dan panjang 40 meter ini terjadi Sabtu sore sekitar pukul 15.30 WIB.

Pasca-longsor pertama, terjadi dua kali longsor susulan hingga Sabtu petang pukul 18.30 WIB.

Akibat longsor ini, tidak hanya warga setempat, namun juga tim SAR gabungan yang tengah melakukan evakuasi di lokasi kejadian.

Dari 12 korban meninggal, tiga di antaranya yaitu Komandan Koramil Cimanggung Kapten Inf Setiyo Pribadi, Kepala Seksi Trantibum Kecamatan Cimanggung Suhada, dan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang Yedi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com