Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali ke Pontianak karena Urusan Pekerjaan, Angga Tinggalkan Seorang Anak Berusia 8 Hari

Kompas.com - 10/01/2021, 13:13 WIB
Perdana Putra,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Angga Fernanda Afriyon merupakan salah satu korban dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1/2021).

Adik sepupu Angga, Suci menceritakan, abangnya itu sempat melakukan video call dengan orangtuanya, Oyon (60) dan Afrida (55).

Saat itu, Angga memperlihatkan anaknya yang baru lahir.

"Abang sempat video call dengan saya dan kedua orangtuanya pada malam sebelum terbang," kata adik sepupu Angga, Suci yang dihubungi Kompas.com, Minggu (10/1/2021).

Menurut Suci, Angga bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Angga sedang mengambil cuti karena istrinya, Litdiya Prinda Rosa, melahirkan. Angga dan Litdiya baru dikarunia seorang anak yang diberi nama Alvano Faeyza Alingga.

Baca juga: 3 Helikopter Lanud ATS Bogor Diterjunkan dalam Misi Pencarian Sriwijaya Air SJ 182

Bayi itu lahir pada 2 Januari 2020. Saat ini, kata Suci, anaknya baru berusia delapan hari.

"Saat video call, Bang Angga melihatkan anaknya yang baru lahir. Kemudian dia juga mengatakan akan berangkat ke Kalimantan karena diminta pimpinannya," kata Suci.

Angga berangkat ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat itu dikabarkan hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

"Saya dan keluarga dapat kabar pesawat yang ditumpangi Bang Angga hilang kontak. Kami sempat syok, namun cepat tenang kembali karena kami tidak memiliki firasat buruk," jelas Suci.

Angga merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Setelah lulus dari SMK Pelayaran Padang, Angga bekerja di perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Angga dan Listidya menikah di Padang pada Februari 2020. Setelah menikah, Angga pindah ke Jakarta karena istrinya berdomisili di sana.

 

Sejak saat itu Angga belum pernah pulang ke rumah orangtua, karena kesibukan dan kondisi pandemi Covid-19.

Keluarga berharap keajaiban

Kabar jatuhnya pesawat itu sempat membuat keluarga Angga di Sungai Sapiah, Padang, Sumatera Barat, syok. 

"Kami ikuti terus perkembangannya hingga malam belum ada kabar juga," kata Suci.

Rumah orangtua Angga pun ramai dikunjungi warga pada Sabtu (9/1/2021) malam. Keluarga dan warga menggelar doa bersama berharap Angga selamat dari kecelakaan itu.

"Mohon doanya agar Bang Angga bisa selamat. Dia lulusan perkapalan di SMK Pelayaran, pandai berenang dan kalau jatuh ke laut, dia mudah-mudahan bisa selamat," kata Suci.

Baca juga: Mohon Doanya agar Abang Angga Bisa Selamat, Dia Lulusan SMK Pelayaran, Pandai Berenang...

Sebelumnya, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB. Pesawa itu dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB.

Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya atau delay selama 30 menit akibat hujan deras.

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com